Selama ini mereka menuduh "sok suci" kepada orang2 yang anti
pornografi.
Selama ini mereka paling gigih membela pornografi
Selama ini mereka menentang keras penutupan Dolly, dengan alasan HAM dan
sebagainya.
Selama ini mereka yang menentang RUU Anti Pornografi.
TAPI KINI:
Ketika idola mereka - Jokowi - yang dihina dalam bentuk foto porno, mereka MARAH.
Mereka berujar dengan berang, "Coba kalau ibu dan bapak kamu yang posenya
dibuat porno seperti itu, dan disebarluaskan ke mana-mana. Bagaimana perasaan
kamu?"
DUHAI TEMAN!
Saya merasa bersyukur dan bahagia membaca ucapan kamu yang seperti itu.
Saya bersyukur karena kini kamu sudah sadar BETAPA KEJINYA pornografi itu.
Sekarang coba bayangkan:
Bagaimana jika ibu kamu yang dijual sebagai pelacur di Dolly?
Bagaimana jika saudara perempuan kamu berpose porno di majalah Playboy?
Bagaimana jika anak perempuan kamu beradegan porno di sebuah blue film?
BAGAIMANA PERASAAN KAMU JIKA ITU TERJADI?
Sakit banget kan, rasanya?
Kalau sakit, kenapa selama ini kamu menentang RUU AntiPornografi?
Kenapa kamu menentang penutupan Dolly?
Kenapa kamu menuduh "sok suci" untuk orang-orang yang menentang
pornografi?
===================
Kami juga TIDAK SUKA pada MA karena dia memposting foto porno.
Yang kami bela BUKAN perbuatan pornografinya.
Kami juga menentang perbuatan seperti itu, siapapun pelakunya.
Kami menentang tindakan pemerintah yang terlalu represif dan TERLALU LEBAY
dalam menindak seorang warga tak berdaya.
Kenapa beraninya cuma pada tukang tusuk sate? Berani gak sama yang jual
satelit?
==================================
Mari belajar kepada Rosulullah Nabi Muhammad SAW. tentang larangan pornografi/pornoaksi dengan kelembutan pemimpin.
Rasulillah pernah didatangi oleh pemuda yang mengutarakan keinginannya untuk
masuk Islam. Tetapi, disela-sela keinginannya itu, sang pemuda meminta izin
kepada Rasulullah untuk masuk Islam tapi tetap dibolehkan berzina.
Sampai disini, coba perhatikan sejenak. Rasulullah, seorang utusan Allah,
manusia yang PALING MULIA, manusia yang menjadi penyampai kebenaran langsung
dari Allah, yang memiliki tanggung jawab atas penyempurnaan akhlak ummatnya,
diminta agar memberikan izin atas salah seorang pemuda untuk tetap boleh berzina ?
Harusnya, secara manusiawi, fitrahnya, Rasulullah marah karena merasa
terhina. Tapi sungguh, demi Allah, Rasullullah tidak marah! Bahkan dengan
sangat bijak, Rasul mengajak pemuda tersebut untuk dialog.
Sampai disini, saya jadi berpikir, merenungi bagaimana Rasul- sebagai Rasul
yang paling istimewa diantara rasul dan nabi-nabi lain tidak sombong
sedikitpun, tidak memperlihatkan ketinggian dirinya atas pemuda tadi, tidak
pula merendahkannya, tidak menghinakannya.
Dan yang paling akhir, Rasul (demi Alloh) tidak menutup percakapan dengan
pemuda tadi, apalagi ditutup dengan cara yang membuat pemuda tersebut menjadi
merasa terhina.
Rasulullah, yang istilahnya paling shalih dan paling berilmu, tidak pernah
merendahkan seorang pun -seperti kepada pemuda tadi- walau sudah jelas
seseorang itu telah salah. Tentu kita juga ingat kisah tentang Rasul yang
bahkan selalu menyuapi seorang pengemis yahudi tua lagi buta yang selalu
menghinanya.
Bahkan kelembutan Abu Bakar yang menggantikan tugasnya tersebut -menyuapi-,
tetap mampu membuat si pengemis (dalam keadaan buta) sadar, dan kesal sampai
bertanya, “kamu siapa? kamu bukan orang yang biasanya?”.
Perhatian bagaimana lemah lembut dan penuh kasih sayangnya Rasul pada
ummatnya -walau mereka belum berislam. sulit tersaingi, apalagi tergantikan.
Kembali ke kisah Rasul dan pemuda yang meminta izin untuk berzina tadi,
akhirnya terjadilah dialog yang luar biasa, yang menunjukkan kasih sayang
rasul, yang menunjukkan kecerdasan Rasulullah dalam mengemas nasehat dan
mempengaruhi lawan bicaranya.
“Wahai anak muda, mendekatlah!” ujar Rasulullah. Pemuda itu kemudian
mendekat. “Duduklah”, lanjut Rasul.
Kemudian Rasul bertanya pada pemuda tadi, “Sukakah kalau itu terjadi pada
ibumu?”. Pemuda tadi menjawab, “tidak, demi Allah!”.
“Demikian pula manusia seluruhnya tidak suka zina itu terjadi pada ibu-ibu
mereka”, kata Rasul. Lalu beliau bertanya lagi, “sukakah jika itu terjadi pada
anak perempuanmu?”. Pemuda itu menjawab seperti jawaban pertama. Demikian pula
selanjutnya, beliau bertanya jika itu terjadi pada saudara perempuan dan
bibinya. Jawaban pemuda tadi tetap sama.
Rasulullah kemudian meletakkan tangannya yang mulia pada bahu pemuda itu
seraya berdoa, “Ya Allah, sucikanlah hati pemuda ini. Ampunkanlah dosanya dan
peliharalah ia dari melakukan zina”
Sejak peristiwa itu, tidak ada perbuatan yang paling pemuda itu benci selain
zina (HR Ahmad dan Al Baihaqi).
Tetaplah konsisten dalam kebenaran dan hikmah .
Sumber :
Jonru
Silontong.com,
suaranews.com dan
Republika.co.id penambahan dari berbagai sumber
Terkait :