Oleh: Ady C. Effendy
BERBICARA tentang kaum Yahudi, tentulah kaum muslimin yang membaca Al Quran dan mentadabburi maknanya mengetahui bagaimana buruknya gambaran Yahudi didalam kitab suci Islam tersebut. Segala kejahatan, keculasan, kemunafikan, kemurtadan, dan kekufuran terhadap sesama insan manusia bahkan terhadap Tuhan pun bukanlah sesuatu hal yang aneh bagi bangsa Yahudi. Yahudi yang memiliki kelembutan hati dan beroleh hidayah-Nya terhitung sedikit jumlahnya, sedangkan pada umumnya bangsa Yahudi mengancam peradaban manusia.
Kisah mengenai seorang sahabat Nabi صلى الله عليه و سلم Abdullah bin Salam ra memperlihatkan kepada kita bagaimana mudahnya orang Yahudi mendustakan perkataan mereka sendiri.
Abdullah bin Salam ra. berkata: “Saya pamit dari sisi Rasulullah صلى الله عليه و سلم menuju rumah saya dan saya menyeru istri, anak-anak dan keluarga saya kepada agama Islam, lalu mereka semua menyatakan memeluk Islam serta bibi saya yang bernama Khalidah yang telah berusia lanjut pun menyatakan memeluk Islam bersama mereka, kemudian saya berkata kepada mereka: “Sembunyikanlah keislaman saya dan keislaman kalian dari kaum kita Yahudi hingga saya mengizinkan kepada kalian untuk mengungkapkannya, lalu mereka berkata: “Baiklah”. Kemudian saya kembali ke sisi Rasulullah صلى الله عليه و سلم dan berkata padanya: “Ya Rasulullah, sesungguhnya kaum Yahudi adalah kaum yang penuh dengan tipu daya dan kebatilan, dan saya ingin engkau menyeru pemuka-pemuka mereka kepada engkau, sementara engkau menyembunyikanku dibalik kamar engkau kemudian engkau tanyakan kepada mereka mengenai kedudukanku di antara mereka sebelum mereka mengetahui keislaman saya kemudian serulah mereka kepada Islam, karena jikalau mereka tahu bahwa saya telah masuk Islam, mereka akan mengabaikan saya, dan menghinakan saya dengan segala kekurangan dan tuduhan.
Maka Rasulullah صلى الله عليه و سلم menyembunyikanku di belakang bilik kamarnya lalu kemudian mengundang kaum Yahudi untuk datang padanya dan membujuk mereka kepada Islam, dan mendakwahkan kepada mereka tentang keimanan, dan mengingatkan mereka tentang apa yang sesungguhnya telah mereka ketahui didalam kitab suci mereka mengenai kedatangan seorang Rasul. Maka mulailah mereka membantahnya secara batil, dan mendebatnya tentang kebenaran itu, dan saya mendengar semua percakapan itu, maka ketika telah sirna harapan Rasulullah صلى الله عليه و سلم akan keimanan mereka, bersabdalah ia صلى الله عليه و سلم kepada mereka: Apa pandangan kalian tentang kedudukan Hashin bin Salam di sisi kalian? Maka mereka berkata: dia adalah pemimpin kami dan putra dari pemimpin kami, dan orang terpelajar di antara kami, ulama kami serta keturunan dari orang terpelajar dan ulama di antara kami. Maka Rasulullah صلى الله عليه و سلم kemudian berkata Bagaimana menurut kalian apabila dia menyatakan masuk Islam apakah kalian akan bersedia masuk Islam? Maka mereka berkata: Sekali-kali tidak demi Allah, dia tidak akan masuk Islam! Allah akan melindungi dia dari menyatakan keislaman, maka tiba-tiba aku keluar menghadap mereka dan aku berkata: wahai kaum Yahudi, takutlah kalian terhadap Allah dan terimalah apa yang dibawa oleh Muhammad – صلى الله عليه و سلم – maka demi Allah sesungguhnya kalian tahu bahwa dia adalah utusan Allah, dan kalian telah mendapati namanya dan sifatnya tertulis disisi kalian didalam Taurat, dan saya bersaksi bahwa sesungguhnya dia adalah utusan Allah dan saya beriman kepadanya, membenarkannya dan saya mengenalinya.
Lalu mereka berkata: engkau berdusta …. Demi Allah engkau adalah orang terburuk di antara kami dan adalah putra dari orang terburuk di antara kami, orang terbodoh di antara kami dan putra dari orang terbodoh di antara kami, dan tidaklah terdapat satu celaanpun kecuali bahwa mereka akan mencelaku dengan celaan tersebut.
Lalu akupun berkata kepada Rasulullah صلى الله عليه و سلم : Bukankah aku telah memberitahu engkau bahwa sesungguhnya kaum Yahudi adalah kaum yang penuh tipu daya dan kebatilan, dan mereka adalah kaum yang penuh kebusukan dan kemaksiatan?
Demikianlah sifat dan watak kaum Yahudi yang tergambar jelas dari kisah yang terjadi di masa Rasulullah صلى الله عليه و سلم . Tidak hanya kisah yang satu ini, pengalaman kehidupan bertetangga bersama kaum Yahudi di kota Madinah Munawwarah pun memperlihatkan hal yang serupa bahkan jauh lebih mengerikan. Yahudi dengan berbagai tipu dayanya dan kemunafikannya siap dalam segala kesempatan untuk mencaplok dan memangsa umat Islam yang masih sedang dalam masa perkembangannya.
SALAH satu akar utama yang menyebabkan berbagai keculasan dan kebusukan kaum Yahudi ini adalah komplikasi atau penyakit kejiwaan yang sangat parah dan telah berurat akar dalam mentalitas bangsa Yahudi yang merasa bahwa mereka adalah bangsa pilihan Allah, sesuatu yang telah mendorong mereka untuk berbuat berbagai keculasan dan kecurangan di sepanjang pergantian kurun sejarah kemanusiaan. Bangsa Yahudi, dengan dalih sebagai bangsa pilihan, berkhayal bahwa mereka adalah ras manusia tertinggi sementara ras manusia yang lainnya adalah ras rendahan yang bahkan lebih rendah dari binatang peliharaan mereka.
Tidak heran mereka merasa bahwa segala tindakan kejahatan ataupun kebinatangan yang tidak berprikemanusiaan terhadap ras non Yahudi (Goyim) tidaklah dipandang sebagai kejahatan. Maka dari itulah kita dapati berbagai berita yang mengabarkan kecurangan Yahudi ini, mulai dari pemerkosaan, pembunuhan, kebohongan, penipuan, penjualan manusia, perbudakan, penindasan, dan seterusnya. Contoh paling faktual tentang apa yang diungkapkan disini adalah Palestina khususnya, serta keadaan sosial, ekonomi, politik yang ada di dunia pada umumnya yang sangat ternodai oleh maneuver-manuver bangsa Yahudi ini.
Tentu ketika kita menyebutkan kata kaum Yahudi, yang dimaksudkan adalah kondisi umum dari para individu yang ada didalam ras Yahudi ini, namun tentu saja di antara mereka ada pula mereka individu-individu Yahudi yang lurus dan berbuat kebaikan, seperti Sahabat Rasulullah صلى الله عليه و سلم di atas, walaupun hal ini sangatlah sedikit sekali dibandingkan pelaku kejahatannya.
Namun di zaman sekarang ini, apa yang dijalankan dan dipraktekkan oleh bangsa Yahudi dalam berbagai lini kehidupan tersebut terkadang sadar atau tanpa sadar juga turut pula dijalankan oleh orang-orang non Yahudi bahkan mungkin mereka yang mengaku Muslim sekalipun. Tidak mengherankan bila dapat dijumpai begitu banyak pelaku kejahatan bahkan gembongnya adalah orang-orang yang mengaku sebagai Muslim. Hal ini dikarenakan telah begitu hebatnya materialisme masa kini dan begitu hebatnya Yahudi dalam menyebarkan ajaran-ajarannya serta budaya-budayanya melalui media-media informasi yang ada, sehingga tidak heran bahwa lebih banyak Muslim yang lebih terdidik untuk berpola pikir dan bertingkah polah ala Yahudi ketimbang untuk berpola pikir dan bertingkah polah sesuai dengan jati dirinya yang mengaku Muslim.
Jikalau kita mau melihat orang-orang model Yahudi ini, dapatlah dengan mudah kita melihatnya pada orang-orang dari berbagai latar belakang profesi, pemimpin, ahli ekonomi, politisi, bankir, akuntan, bahkan pengemis dan gelandangan pun tidak lepas lagi dari bersikap dan berpikir ala Yahudi. Lalu di manakah posisi kita didalam arus keyahudian serta budayanya yang begitu hebat melanda umat Islam ini, apakah kita merupakan penentangnya atau justru kita mengambil bagian dari watak Yahudi tersebut?
Penulis adalah Sekretaris Umum Indonesian Muslim Society in Qatar (IMSQA)
Rep: -
Editor: Cholis Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar