Sabtu, 01 November 2014

Penolakan RUU Anti Pornografi, Tegas menghukum rakyat kecil tak berdaya dan Hikmah Ajaran Rosulillah,





Selama ini mereka menuduh "sok suci" kepada orang2 yang anti pornografi.

Selama ini mereka paling gigih membela pornografi

Selama ini mereka menentang keras penutupan Dolly, dengan alasan HAM dan sebagainya.

Selama ini mereka yang menentang RUU Anti Pornografi.

TAPI KINI:

Ketika idola mereka - Jokowi - yang dihina dalam bentuk foto porno, mereka MARAH. Mereka berujar dengan berang, "Coba kalau ibu dan bapak kamu yang posenya dibuat porno seperti itu, dan disebarluaskan ke mana-mana. Bagaimana perasaan kamu?"

DUHAI TEMAN!

Saya merasa bersyukur dan bahagia membaca ucapan kamu yang seperti itu.

Saya bersyukur karena kini kamu sudah sadar BETAPA KEJINYA pornografi itu.

Sekarang coba bayangkan:

Bagaimana jika ibu kamu yang dijual sebagai pelacur di Dolly?

Bagaimana jika saudara perempuan kamu berpose porno di majalah Playboy?

Bagaimana jika anak perempuan kamu beradegan porno di sebuah blue film?

BAGAIMANA PERASAAN KAMU JIKA ITU TERJADI?

Sakit banget kan, rasanya?
Kalau sakit, kenapa selama ini kamu menentang RUU AntiPornografi?
Kenapa kamu menentang penutupan Dolly?
Kenapa kamu menuduh "sok suci" untuk orang-orang yang menentang pornografi?
===================

Kami juga TIDAK SUKA pada MA karena dia memposting foto porno.
Yang kami bela BUKAN perbuatan pornografinya.
Kami juga menentang perbuatan seperti itu, siapapun pelakunya.
Kami menentang tindakan pemerintah yang terlalu represif dan TERLALU LEBAY dalam menindak seorang warga tak berdaya.
Kenapa beraninya cuma pada tukang tusuk sate? Berani gak sama yang jual satelit?
==================================
Mari belajar kepada Rosulullah Nabi Muhammad SAW. tentang  larangan pornografi/pornoaksi dengan kelembutan pemimpin.

Rasulillah pernah didatangi oleh pemuda yang mengutarakan keinginannya untuk masuk Islam. Tetapi, disela-sela keinginannya itu, sang pemuda meminta izin kepada Rasulullah untuk masuk Islam tapi tetap dibolehkan berzina.

Sampai disini, coba perhatikan sejenak. Rasulullah, seorang utusan Allah, manusia yang PALING MULIA, manusia yang menjadi penyampai kebenaran langsung dari Allah, yang memiliki tanggung jawab atas penyempurnaan akhlak ummatnya, diminta agar memberikan izin atas salah seorang pemuda untuk tetap boleh berzina ?

Harusnya, secara manusiawi, fitrahnya, Rasulullah marah karena merasa terhina. Tapi sungguh, demi Allah, Rasullullah tidak marah! Bahkan dengan sangat bijak, Rasul mengajak pemuda tersebut untuk dialog.

Sampai disini, saya jadi berpikir, merenungi bagaimana Rasul- sebagai Rasul yang paling istimewa diantara rasul dan nabi-nabi lain tidak sombong sedikitpun, tidak memperlihatkan ketinggian dirinya atas pemuda tadi, tidak pula merendahkannya, tidak menghinakannya.

Dan yang paling akhir, Rasul (demi Alloh) tidak menutup percakapan dengan pemuda tadi, apalagi ditutup dengan cara yang membuat pemuda tersebut menjadi merasa terhina.

Rasulullah, yang istilahnya paling shalih dan paling berilmu, tidak pernah merendahkan seorang pun -seperti kepada pemuda tadi- walau sudah jelas seseorang itu telah salah. Tentu kita juga ingat kisah tentang Rasul yang bahkan selalu menyuapi seorang pengemis yahudi tua lagi buta yang selalu menghinanya.

Bahkan kelembutan Abu Bakar yang menggantikan tugasnya tersebut -menyuapi-, tetap mampu membuat si pengemis (dalam keadaan buta) sadar, dan kesal sampai bertanya, “kamu siapa? kamu bukan orang yang biasanya?”.

Perhatian bagaimana lemah lembut dan penuh kasih sayangnya Rasul pada ummatnya -walau mereka belum berislam. sulit tersaingi, apalagi tergantikan.

Kembali ke kisah Rasul dan pemuda yang meminta izin untuk berzina tadi, akhirnya terjadilah dialog yang luar biasa, yang menunjukkan kasih sayang rasul, yang menunjukkan kecerdasan Rasulullah dalam mengemas nasehat dan mempengaruhi lawan bicaranya.

“Wahai anak muda, mendekatlah!” ujar Rasulullah. Pemuda itu kemudian mendekat. “Duduklah”, lanjut Rasul.

Kemudian Rasul bertanya pada pemuda tadi, “Sukakah kalau itu terjadi pada ibumu?”. Pemuda tadi menjawab, “tidak, demi Allah!”.

“Demikian pula manusia seluruhnya tidak suka zina itu terjadi pada ibu-ibu mereka”, kata Rasul. Lalu beliau bertanya lagi, “sukakah jika itu terjadi pada anak perempuanmu?”. Pemuda itu menjawab seperti jawaban pertama. Demikian pula selanjutnya, beliau bertanya jika itu terjadi pada saudara perempuan dan bibinya. Jawaban pemuda tadi tetap sama.

Rasulullah kemudian meletakkan tangannya yang mulia pada bahu pemuda itu seraya berdoa, “Ya Allah, sucikanlah hati pemuda ini. Ampunkanlah dosanya dan peliharalah ia dari melakukan zina”

Sejak peristiwa itu, tidak ada perbuatan yang paling pemuda itu benci selain zina (HR Ahmad dan Al Baihaqi).

Tetaplah konsisten dalam kebenaran dan hikmah .

Sumber : Jonru   
Silontong.com, suaranews.com dan Republika.co.id penambahan dari berbagai sumber


Terkait : 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar