Tampilkan postingan dengan label Yahudi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Yahudi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 18 Oktober 2014

Tahukah Anda Apa Makna Wall (Dinding) FB

Tahukah Anda Apa Makna Wall (Dinding) FB ?

Jangan mengeluh di (dinding) facebook.. Tahukah anda apa makna Wall (Dinding) ?

Ia bermakna Dinding. Lalu kenapa dengan dinding? Siapakah yang membuat fb? Mark Zuckerberg seorang berbangsa Yahudi. Apa kaitannya Wall & Yahudi? Kaitan keduanya sangat erat.

Dinding Ratapan…. Di dinding itu mereka menangisi dosa-dosa mereka, meluahkan harapan, ratapan dan segalanya. Itulah tujuan mereka membuat fb.

Dan tanpa kita sadari, kita lebih banyak mengadu masalah di fb dari pada mengadu kepada ALLOH Subhana Wa Ta’ala, lebih mengutamakan update status daripada sholat dan dzikir kepada ALLOH Subhana Wa Ta’ala.

Hati-hatilah sahabat, bisa-bisa kita nanti menjadi ”Tassyabuh” atau menyerupai kaum lain (Yahudi). Nabi melarang dalam sabdanya:” Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk dalam golongannya.” (HR Abu Dawud, Ahmad)

Oleh karena itu, jangan jadikan Wall fb sebagai tempat menumpahkan segala macam perasaan seperti mereka. Tapi jadikanlah ia sebagai tempat membagi ilmu dan nasehat kebaikan kepada umat Nabi Muhammad Sholallohu Alaihi Wa sallam. Walaupun hanya kepada 1 orang.

Wallohu’alam

Jangan mengeluh di (dinding) facebook.. Tahukah anda apa makna Wall (Dinding) ?

Ia bermakna Dinding. Lalu kenapa dengan dinding? Siapakah yang membuat fb? Mark Zuckerberg seorang berbangsa Yahudi. Apa kaitannya Wall & Yahudi? Kaitan keduanya sangat erat.

Dinding Ratapan…. Di dinding itu mereka menangisi dosa-dosa mereka, meluahkan harapan, ratapan dan segalanya. Itulah tujuan mereka membuat fb.

Dan tanpa kita sadari, kita lebih banyak mengadu masalah di fb dari pada mengadu kepada ALLOH Subhana Wa Ta’ala, lebih mengutamakan update status daripada sholat dan dzikir kepada ALLOH Subhana Wa Ta’ala.

Hati-hatilah sahabat, bisa-bisa kita nanti menjadi ”Tassyabuh” atau menyerupai kaum lain (Yahudi). Nabi melarang dalam sabdanya:” Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk dalam golongannya.” (HR Abu Dawud, Ahmad)

Oleh karena itu, jangan jadikan Wall fb sebagai tempat menumpahkan segala macam perasaan seperti mereka. Tapi jadikanlah ia sebagai tempat membagi ilmu dan nasehat kebaikan kepada umat Nabi Muhammad Sholallohu Alaihi Wa sallam. Walaupun hanya kepada 1 orang.
Wallohu’alam


Terkait : 



Senin, 08 September 2014

Mengenal Sumber Kerusakan Bumi dan Keculasan Yahudi?

Oleh: Ady C. Effendy

BERBICARA tentang kaum Yahudi, tentulah  kaum muslimin yang  membaca Al Quran dan mentadabburi maknanya  mengetahui bagaimana buruknya gambaran Yahudi didalam kitab suci Islam tersebut. Segala kejahatan, keculasan, kemunafikan, kemurtadan, dan kekufuran terhadap sesama insan manusia bahkan terhadap Tuhan pun bukanlah sesuatu hal yang aneh bagi bangsa Yahudi.  Yahudi yang memiliki kelembutan hati dan beroleh hidayah-Nya terhitung sedikit jumlahnya, sedangkan pada umumnya bangsa Yahudi  mengancam peradaban manusia.

Kisah mengenai seorang sahabat Nabi صلى الله عليه و سلم  Abdullah bin Salam ra memperlihatkan kepada kita bagaimana mudahnya orang Yahudi mendustakan perkataan mereka sendiri.

Abdullah bin Salam ra. berkata: “Saya pamit dari sisi Rasulullah صلى الله عليه و سلم  menuju rumah saya dan saya menyeru istri, anak-anak dan keluarga saya kepada agama Islam, lalu mereka semua menyatakan memeluk Islam serta bibi saya yang bernama Khalidah yang telah berusia lanjut pun menyatakan memeluk Islam bersama mereka, kemudian saya berkata kepada mereka: “Sembunyikanlah keislaman saya dan keislaman kalian dari kaum kita Yahudi hingga saya mengizinkan kepada kalian untuk mengungkapkannya, lalu mereka berkata: “Baiklah”. Kemudian saya kembali ke sisi Rasulullah صلى الله عليه و سلم  dan berkata padanya: “Ya Rasulullah, sesungguhnya kaum Yahudi adalah kaum yang penuh dengan tipu daya dan kebatilan, dan saya ingin engkau menyeru pemuka-pemuka mereka kepada engkau, sementara engkau menyembunyikanku dibalik kamar engkau kemudian engkau tanyakan kepada mereka mengenai kedudukanku di antara mereka sebelum mereka mengetahui keislaman saya kemudian serulah mereka kepada Islam, karena jikalau mereka tahu bahwa saya telah masuk Islam, mereka akan mengabaikan saya, dan menghinakan saya dengan segala kekurangan dan tuduhan.

Maka Rasulullah صلى الله عليه و سلم  menyembunyikanku di belakang bilik kamarnya lalu kemudian mengundang kaum Yahudi untuk datang padanya dan membujuk mereka kepada Islam, dan mendakwahkan kepada mereka tentang keimanan, dan mengingatkan mereka tentang apa yang sesungguhnya telah mereka ketahui didalam kitab suci mereka mengenai kedatangan seorang Rasul. Maka mulailah mereka membantahnya secara batil, dan mendebatnya tentang kebenaran itu, dan saya mendengar semua percakapan itu, maka ketika telah sirna harapan Rasulullah صلى الله عليه و سلم  akan keimanan mereka, bersabdalah ia صلى الله عليه و سلم  kepada mereka: Apa pandangan kalian tentang kedudukan Hashin bin Salam di sisi kalian? Maka mereka berkata: dia adalah pemimpin kami dan putra dari pemimpin kami, dan orang terpelajar di antara kami, ulama kami serta keturunan dari orang terpelajar dan ulama di antara kami. Maka Rasulullah صلى الله عليه و سلم  kemudian berkata Bagaimana menurut kalian apabila dia menyatakan masuk Islam apakah kalian akan bersedia masuk Islam? Maka mereka berkata: Sekali-kali tidak demi Allah, dia tidak akan masuk Islam! Allah akan melindungi dia dari menyatakan keislaman, maka tiba-tiba aku keluar menghadap mereka dan aku berkata: wahai kaum Yahudi, takutlah kalian terhadap Allah dan terimalah apa yang dibawa oleh Muhammad – صلى الله عليه و سلم  – maka demi Allah sesungguhnya kalian tahu bahwa dia adalah utusan Allah, dan kalian telah mendapati namanya dan sifatnya tertulis disisi kalian didalam Taurat, dan saya bersaksi bahwa sesungguhnya dia adalah utusan Allah dan saya beriman kepadanya, membenarkannya dan saya mengenalinya.

Lalu mereka berkata: engkau berdusta …. Demi Allah engkau adalah orang terburuk di antara kami dan adalah putra dari orang terburuk di antara kami, orang terbodoh di antara kami dan putra dari orang terbodoh di antara kami, dan tidaklah terdapat satu celaanpun kecuali bahwa mereka akan mencelaku dengan celaan tersebut.

Lalu akupun berkata kepada Rasulullah صلى الله عليه و سلم : Bukankah aku telah memberitahu engkau bahwa sesungguhnya kaum Yahudi adalah kaum yang penuh tipu daya dan kebatilan, dan mereka adalah kaum yang penuh kebusukan dan kemaksiatan?

Demikianlah sifat dan watak kaum Yahudi yang tergambar jelas dari kisah yang terjadi di masa Rasulullah صلى الله عليه و سلم . Tidak hanya kisah yang satu ini, pengalaman kehidupan bertetangga bersama kaum Yahudi di kota Madinah Munawwarah pun memperlihatkan hal yang serupa bahkan jauh lebih mengerikan. Yahudi dengan berbagai tipu dayanya dan kemunafikannya siap dalam segala kesempatan untuk mencaplok dan memangsa umat Islam yang masih sedang dalam masa perkembangannya.

Para Rabi Yahudi

SALAH satu akar utama yang menyebabkan berbagai keculasan dan kebusukan kaum Yahudi ini adalah komplikasi atau penyakit kejiwaan yang sangat parah dan telah berurat akar dalam mentalitas bangsa Yahudi yang merasa bahwa mereka adalah bangsa pilihan Allah, sesuatu yang telah mendorong mereka untuk berbuat berbagai keculasan dan kecurangan di sepanjang pergantian kurun sejarah kemanusiaan. Bangsa Yahudi, dengan dalih sebagai bangsa pilihan, berkhayal bahwa mereka adalah ras manusia tertinggi sementara ras manusia yang lainnya adalah ras rendahan yang bahkan lebih rendah dari binatang peliharaan mereka.

Tidak heran mereka merasa bahwa segala tindakan kejahatan ataupun kebinatangan yang tidak berprikemanusiaan terhadap ras non Yahudi (Goyim) tidaklah dipandang sebagai kejahatan. Maka dari itulah kita dapati berbagai berita yang mengabarkan kecurangan Yahudi ini, mulai dari pemerkosaan, pembunuhan, kebohongan, penipuan, penjualan manusia, perbudakan, penindasan, dan seterusnya. Contoh paling faktual tentang apa yang diungkapkan disini adalah Palestina khususnya, serta keadaan sosial, ekonomi, politik yang ada di dunia pada umumnya yang sangat ternodai oleh maneuver-manuver bangsa Yahudi ini.

Tentu ketika kita menyebutkan kata kaum Yahudi, yang dimaksudkan adalah kondisi umum dari para individu yang ada didalam ras Yahudi ini, namun tentu saja di antara mereka ada pula mereka individu-individu Yahudi yang lurus dan berbuat kebaikan, seperti Sahabat Rasulullah صلى الله عليه و سلم  di atas, walaupun hal ini sangatlah sedikit sekali dibandingkan pelaku kejahatannya.

Namun di zaman sekarang ini, apa yang dijalankan dan dipraktekkan oleh bangsa Yahudi dalam berbagai lini kehidupan tersebut terkadang sadar atau tanpa sadar juga turut pula dijalankan oleh orang-orang non Yahudi bahkan mungkin mereka yang mengaku Muslim sekalipun. Tidak mengherankan bila dapat dijumpai begitu banyak pelaku kejahatan bahkan gembongnya adalah orang-orang yang mengaku sebagai Muslim. Hal ini dikarenakan telah begitu hebatnya materialisme masa kini dan begitu hebatnya Yahudi dalam menyebarkan ajaran-ajarannya serta budaya-budayanya melalui media-media informasi yang ada, sehingga tidak heran bahwa lebih banyak Muslim yang lebih terdidik untuk berpola pikir dan bertingkah polah ala Yahudi ketimbang untuk berpola pikir dan bertingkah polah sesuai dengan jati dirinya yang mengaku Muslim.
Jikalau kita mau melihat orang-orang model Yahudi ini, dapatlah dengan mudah kita melihatnya pada orang-orang dari berbagai latar belakang profesi, pemimpin, ahli ekonomi, politisi, bankir, akuntan, bahkan pengemis dan gelandangan pun tidak lepas lagi dari bersikap dan berpikir ala Yahudi. Lalu di manakah posisi kita didalam arus keyahudian serta budayanya yang begitu hebat melanda umat Islam ini, apakah kita merupakan penentangnya  atau justru kita  mengambil bagian dari watak Yahudi tersebut?

Penulis adalah Sekretaris Umum Indonesian Muslim Society in Qatar (IMSQA)
Rep: -
Editor: Cholis Akbar

Terkait



Rabu, 27 Maret 2013

Permusuhan Yahudi terhadap Islam


Permusuhan Yahudi terhadap Islam sudah terkenal dan ada sejak dahulu kala. Dimulai sejak dakwah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan mungkin juga sebelumnya bahkan sebelum kelahiran beliau. Hal ini mereka lakukan karena khawatir dari pengaruh dakwah islam yang akan menghancurkan impian dan rencana mereka. Namun dewasa ini banyak usaha menciptakan opini bahwa permusuhan yahudi dan islam hanyalah sekedar perebutan tanah dan perbatasan Palestina dan wilayah sekitarnya, bukan permasalahan agama dan sejarah kelam permusuhan yang mengakar dalam diri mereka terhadap agama yang mulia ini.

Padahal pertarungan kita dengan Yahudi adalah pertarungan eksistensi, bukan persengkataan perbatasan. Musuh-musuh islam dan para pengikutnya yang bodoh terus berupaya membentuk opini bahwa hakekat pertarungan dengan Yahudi adalah sebatas pertarungan memperebutkan wilayah, persoalan pengungsi dan persoalan air. Dan bahwa persengketaan ini bisa berakhir dengan (diciptakannya suasana) hidup berdampingan secara damai, saling tukar pengungsi, perbaikan tingkat hidup masing-masing, penempatan wilayah tinggal mereka secara terpisah-pisah dan mendirikan sebuah Negara sekuler kecil yang lemah dibawah tekanan ujung-ujung tombak zionisme, yang kesemua itu (justeru) menjadi pagar-pagar pengaman bagi Negara zionis. Mereka semua tidak mengerti bahwa pertarungan kita dengan Yahudi adalah pertarungan lama semenjak berdirinya Negara islam diMadinah dibawah kepemimpinan utusan Allah bagi alam semesta yaitu Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam

Demikianlah permusuhan dan usaha mereka merusak Islam sejak berdirinya Negara islam bahkan sejak Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam hijrah ke Madinah sampai saat ini dan akan berlanjut terus. Walaupun tidak tertutup kemungkinan mereka punya usaha dan upaya memberantas islam sejak kelahiran beliau n . hal ini dapat dilihat dalam pernyataan pendeta Buhairoh terhadap Abu Thalib dalam perjalanan dagang bersama beliau diwaktu kecil. Allah Ta’ala telah jelas-jelas menerangkan permusuhan Yahudi dalam firmanNya:
Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. (Qs. 5:82)

Melihat demikian panjangnya sejarah dan banyaknya bentuk permusuhan Yahudi terhadap Islam dan Negara Islam, maka kami ringkas dalam 3 marhalah;

Marhalah pertama:

Upaya Yahudi dalam menghalangi dakwah Islam di masa awal perkembangan dakwah islam dan cara mereka dalam hal ini.


Diantara upaya Yahudi dalam menghalangi dakwah Islam di masa-masa awal perkembangannya adalah:
Pemboikotan (embargo) Ekonomi: Kaum muslimin ketika awal perkembangan islam di Madinah sangat lemah perekonomiannya. Kaum muhajirin datang ke Madinah tidak membawa harta mereka dan kaum Anshor yang menolong mereka pun bukanlah pemegang perekonomian Madinah. Oleh karena itu Yahudi menggunakan kesempatan ini untuk menjauhkan kaum muslimin dari agama mereka dan melakukan embargo ekonomi. Para pemimpin Yahudi enggan membantu perekonomian kaum muslimin dan ini terjadi ketika Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mengutus Abu Bakar menemui para pemimpin Yahudi untuk meminjam dari mereka harta yang digunakan untuk membantu urusan beliau dan berwasiat untuk tidak berkata kasar dan tidak menyakiti mereka bila mereka tidak memberinya. Ketika Abu Bakar masuk Bait Al Midras (tempat ibadah mereka) mendapati mereka sedang berkumpul dipimpin oleh Fanhaash –tokoh besar bani Qainuqa’- yang merupakan salah satu ulama besar mereka didampingi seorang pendeta yahudi bernama Asy-ya’. Setelah Abu Bakar menyampaikan apa yang dibawanya dan memberikan surat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam kepadanya. Maka ia membaca sampai habis dan berkata: Robb kalian butuh kami bantu! Tidak hanya sampai disini saja, bahkan merekapun enggan menunaikan kewajiban yang harus mereka bayar, seperti hutang, jual beli dan amanah kepada kaum muslimin. Berdalih bahwa hutang, jual beli dan amanah tersebut adanya sebelum islam dan masuknya mereka dalam islam menghapus itu semua. Oleh karena itu Allah berfirman:Di antara Ahli Kitab ada orang yang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu, kecuali jika kamu selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaranmereka mengatakan:”Tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi. Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui. (Qs. 3:75) 

Membangkitkan fitnah dan kebencian: Yahudi dalam upaya menghalangi dakwah islam menggunakan upaya menciptakan fitnah dan kebencian antar sesama kaum muslimin yang pernah ada di hati penduduk Madinah dari Aus dan Khodzraj pada masa jahiliyah. Sebagian orang yang baru masuk islam menerima ajakan Yahudi, namun dapat dipadamkan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam . diantaranya adalah kisah yang dibawakan Ibnu Hisyam dalam Siroh Ibnu Hisyam (2/588) ringkas kisahnya: Seorang Yahudi bernama Syaas bin Qais mengutus seorang pemuda Yahudi untuk duduk dan bermajlis bareng dengan kaum Anshor, kemudian mengingatkan mereka tentang kejadian perang Bu’ats hingga terjadi pertengkaran dan mereka keluar membawa senjata-senjata masing-masing. Lalu hal ini sampai pada Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam. maka beliau shallallahu ’alaihi wa sallam segera berangkat bersama para sahabat muhajirin menemui mereka dan bersabda:يَا مَعْشَر المُسْلِمِيْنَ اللهَ اللهَ أَبِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ وَ أَنَا بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ بَعْدَ أَنْ هَدَاكُمُ اللهُ لِلإِسْلاَمِ وَ أَكْرَمَكُمْ بِهِ وَ قَطَعَ بِهِ أَمْرَ الْجَاهِلِيَّةِ وَاسْتَنْقَذَكُمْ بِهِ مِنَ الْكُفْرِ وَ أَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ “Wahai kaum muslimin alangkah keterlaluannya kalian, apakah (kalian mengangkat) dakwah jahiliyah padahal aku ada diantara kalian setelah Allah tunjuki kalian kepada Islam dan muliakan kalian, memutus perkara Jahiliyah dan menyelamatkan kalian dari kekufuran dengan Islam serta menyatukan hati-hati kalian.” Lalu mereka sadar ini adalah godaan syetan dan tipu daya musuh mereka, sehingga mereka mengangis dan saling rangkul antara Aus dan Khodzroj. Lalu mereka pergi bersama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dengan patuh dan taat yang penuh. Lalu Allah turunkan firmanNya: Katakanlah: ”Hai Ahli Kitab, mengapa kamu ingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha Menyaksikan apa yang kamu kerjakan. Katakanlah:”Hai Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan.” Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan. (Qs. 3:99)

Menyebarkan keraguan pada diri kaum muslimin: Orang Yahudi berusaha memasukkan keraguan di hati kaum muslimin yang masih lemah imannya dengan melontarkan syubhat-syubhat yang dapat menggoyahkan kepercayaan mereka terhadap islam. Hal ini dijelaskan Allah dalam firmanNya: Segolongan (lain) dari Ahli Kitab berkata (kepada sesamanya): “Perlihatkanlah (seolah-olah) kamu beriman kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang beriman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaan siang dan ingkarilah ia pada akhirnya, supaya mereka (orang-orang mu’min) kembali (kepada kekafiran). (Qs. 3:72). Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini dengan pernyataan: Ini adalah tipu daya yang mereka inginkan untuk merancukan perkara agama islam kepada orang-orang yang lemah imannya. Mereka sepakat menampakkan keimanan di pagi hari (permulaan siang) dan sholat subuh bersama kaum muslimin. Lalu ketika diakhir siang hari (sore hari) mereka murtad dari agama Islam agar orang-orang bodoh menyatakan bahwa mereka keluat tidak lain karena adanya kekurangan dan aib dalam agama kaum muslimin.

Memata-matai kaum Muslimin: Ibnu Hisyam menjelaskan adanya sejumlah orang Yahudi yang memeluk Islam untuk memata-matai kaum muslimin dan menukilkan berita Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan yang ingin beliau lakukan kepada orang Yahudi dan kaum musyrikin, diantaranya: Sa’ad bin Hanief, Zaid bin Al Lishthi, Nu’maan bin Aufa bin Amru dan Utsmaan bin Aufa serta Rafi’ bin Huraimila’. Untuk menghancurkan tipu daya ini Allah berfirman:Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaan orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata:”Kami beriman”; dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka):”Marilah kamu karena kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati. (Qs. 3:118-119)

Usaha memfitnah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam: Orang Yahudi tidak pernah henti berusaha memfitnah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam, diantaranya adalah kisah yang disampaikan Ibnu Ishaaq bahwa beliau berkata: Ka’ab bin Asad, Ibnu Shaluba, Abdullah bin Shurie dan Syaas bin Qais saling berembuk dan menghasilkan keputusan berangkat menemui Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam untuk memfitnah agama beliau. Lalu mereka menemui Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan berkata: Wahai Muhammad engkau telah tahu kami adalah ulama dan tokoh terhormat serta pemimpin besar Yahudi, Apabila kami mengikutimu maka seluruh Yahudi akan ikut dan tidak akan menyelisihi kami. Sungguh antara kami dan sebagian kaum kami terjadi persengketaan. Apakah boleh kami berhukum kepadamu lalu engkau adili dengan memenangkan kami atas mereka? Maka Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam enggan menerimanya. Lalu turunlah firman Allah: Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kemu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati. hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. (Qs. 5:49)
Semua usaha mereka ini gagal total dihadapan Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan Allah membalas makar mereka ini dengan menimpakan kepada mereka kerendahan dan kehinaan.

Marhalah kedua:

Masa perang senjata antara Yahudi dan Muslimin di zaman Rasulullah
shallallahu ’alaihi wa sallam.

Orang Yahudi tidak cukup hanya membuat keonaran dan fitnah kepada kaum muslimin semata bahkan merekapun menampakkan diri bergabung dengan kaum musyrikin dengan menyatakan permusuhan yang terang-terangan terhadap islam dan kaum muslimin. Namun Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam tetap menunggu sampai mereka melanggar dan membatalkan perjanjian yang pernah dibuat diMadinah. Ketika mereka melanggar perjanjian tersebut barulah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam melakukan tindakan militer untuk menghadapi mereka dan mengambil beberapa keputusan untuk memberikan pelajaran kepada mereka. Diantara keputusan penting tersebut adalah:
  1. Pengusiran Bani Qainuqa’
  2. Pengusiran bani Al Nadhir
  3. Perang Bani Quraidzoh
  4. Penaklukan kota Khaibar
Setelah terjadinya hal tersebut maka orang Yahudi terusir dari jazirah Arab.

Marhalah ketiga:

Tipu daya dan makar mereka terhadap islam setelah wafat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam.


Orang Yahudi memandang tidak mungkin melawan Islam dan kaum muslimin selama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam masih hidup. Ketika Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam wafat, orang Yahudi melihat adanya kesempatan untuk membuat makar kembali terhadap Islam dan muslimin. Mereka mulai merencanakan dan menjalankan tipu daya mereka untuk memalingkan kaum muslimin dari agamanya. Namun tentunya mereka lakukan dengan lebih baik dan teliti dibanding sebelumnya. Sebagian target mereka telah terwujud dengan beberapa sebab diantaranya:
  1. Kaum muslimin kehilangan Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam.
  2. Orang Yahudi dapat mengambil pelajaran dan pengalaman dari usaha-usaha mereka terdahulu sehingga dapat menambah hebat makar dan tipu daya mereka.
  3. Masuknya sebagian orang Yahudi ke dalam Islam dengan tujuan memata-matai kaum muslimin dan merusak mereka dari dalam tubuh kaum muslimin.
Memang berbicara tentang tipu daya dan makar Yahudi kepada kaum Muslimin sejak wafat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam hingga kini membutuhkan pembahasan yang panjang sekali. Namun rasanya cukup memberikan 3 contoh kejadian besar dalam sejarah Islam untuk mengungkapkan permasalahan ini. Yaitu:
  1. Fitnah pembunuhan khalifah UtsmanIni adalah awal keberhasilan Yahudi dalam menyusup dan merusak Islam dan kaum muslimin. Tokoh yahudi yang bertanggung jawab terjadinya peristiwa ini adalah Abdullah bin Saba’ yang dikenal dengan Ibnu Sauda’. Kisahnya cukup masyhur dan ditulis dalam kitab-kitab sejarah Islam.
  2. Fitnah Maimun Al Qadaah dan perkembangan sekte Bathiniyah. Keberhasilan Abdullah bin Saba’ membuat fitnah di kalangan kaum Muslimin dan mengajarkan saba’isme membuat orang Yahudi semakin berani. Sehingga belum habis fitnah Sabaiyah mereka sudah memunculkan tipu daya baru yang dipimpin seorang Yahudi bernama Maimun bin Dieshaan Al Qadaah dengan membuat sekte Batiniyah di Kufah tahun 276 H. Imam Al Baghdadi menceritakan: Diatara orang yang membangun sekte Bathiniyah adalah Maimun bin Dieshaan yang dikenal dengan Al Qadaah seorang maula bagi Ja’far bin Muhammad Al Shodiq yang berasal dari daerah Al Ahwaaz dan Muhammad bin Al Husein yang dikenal dengan Dandaan. Mereka berkumpul bersama Maimun Al Qadah di penjara Iraaq lalu membangun sekte Bathiniyah.Tipu daya Yahudi ini terus berjalan dalam bentuk yang beraneka ragam sehingga sekte ini berkembang menjadi banyak sekali sektenya dalam kaum muslimin, sampai-sampai menghalalkan pernikahan sesama mahrom dan hilangnya kewajiban syariat pada seseorang.
  3. Penghancuran kekhilafahan Turki Utsmani ditangan gerakan Masoniyah dan akibat yang ditimbulkan berupa perpecahan kaum muslimin.Orang Yahudi mengetahui sumber kekuatan kaum muslimin adaalh bersatunya mereka dibawah satu kepemimpinan dalam naungan kekhilafahan Islamiyah. Oleh karena mereka segera berusaha keras meruntuhkan kekhilafahan yang ada sejak zaman Khulafa’ Rasyidin sampai berhasil menghapus dan meruntuhkan negara Turki Utsmaniyah. Orang Yahudi memulai konspirasinya dalam meruntuhkan Negara Turki Utsmaniyah pada masa sultan Murad kedua (tahun 834-855H) dan setelah beliau pada masa sultan Muhammad Al Faatih (tahun 855-886H) yang meningal diracun oleh Thobib beliau seorang Yahudi bernama Ya’qub Basya. Demikian juga berhasil membunuh Sultan Sulaiman Al Qanuni (tahun 926-974H) dan para cucunya yang diatur oleh seorang Yahudi bernama Nurbaanu. Konspirasi Yahudi ini terus berlangsung di masa kekhilafahan Utsmaniyah lebih dari 400 tahunan hingga runtuhnya di tangan Mushthofa Ataturk.
Orang Yahudi dalam menjalankan rencana tipu daya mereka menggunakan kekuatan berikut ini:
  1. Yahudi Al Dunamah. Diantara tokohnya adalah Madhaat Basya dan Mushthofa Kamal Ataturk yang memiliki peran besar dan penting dalam penghancuran kekhilafahan Utsmaniyah.
  2. Salibis Eropa yang sangat membenci islam dan kaum muslimin dengan melakukan perjanjian kerjasama dengan beberapa Negara eropa yaitu Bulgaria, Rumania, Namsa, Prancis, Rusia, Yunani dan Italia.
  3. Organisasi bawah tanah/rahasia, khususnya Masoniyah yang terus berusaha merealisasikan tujuan dan target Zionis.
Usaha-usaha Musthofa Kamal Basya Ataturk dalam menghancurkan kekhilafahan setelah berhasil menyingkirkan sultan Abdulhamid kedua adalah:
  1. Pada awal November 1922 M ia menghapus kesultanan dan membiarkan kekhilafahan
  2. Pada tanggal 18 November 1922M ia mencopot Wahieduddin Muhammad keenam dari kekhilafahan.
  3. Pada Agustus 1923 M ia mendirikan Hizb Al Sya’b Al Jumhuriah (Partai Rakyat Republik) dengan tokoh-tokoh pentingnya kebanyakan dari Yahudi Al Dunamah dan Masoniyah.
  4. Pada tanggal 20 oktober 1923 M Republik Turki diresmikan dan Al Jum’iyah Al Wathoniyah (Organisasi nasional) memilih Musthofa Kamal sebagai presiden Turki.
  5. Pada tanggal 2 Maret 1924 M Kekhilafahan dihapus total.
Demikianlah sempurna sudah keinginan orang-orang Yahudi untuk menjadikan kekhilafahan sebagai Negara sekuler yang dipimpin seorang Yahudi yang berkedok muslim.

Mudah-mudahan ringkas sejarah permusuhan Yahudi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat menjadi pelajaran bagi kaum muslimin.

***

Penulis: Ustadz Khalid Syamhudi, Lc.
Artikel UstadzKholid.com dikutip oleh www.muslim.or.id