Inilah garis besar (poin-poin)
kesepakatan gencatan senjata antara “Israel” dengan Palestina, seperti dilansir
Reuters, Selasa (27/8).
Poin-Poin Gencatan Senjata
* Hamas dan kelompok-kelompok lain
di Gaza setuju untuk menghentikan serangan rudal ke wilayah (yang diduduki)
“Israel”.
* “Israel” menghentikan semua aksi
militer, termasuk serangan darat dan udara, namun penjajah itu meminta kepada
Hamas agar menyerahkan semua jenazah tentaranya yang tewas dalam pertempuran.
* “Israel” sepakat membuka semua
jalur perbatasan dengan Gaza untuk memperlancar pengiriman barang-barang,
bantuan kemanusiaan, bahan-bahan bangunan. Ini juga merupakan bagian dari
kesepakatan gencatan senjata pada 2012 yang tidak pernah dilaksanakan.
* Mesir sepakat membuka jalur
perbatasan sepanjang 14 kilometer di Rafah.
* Otoritas Palestina juga akan
memimpin koordinasi upaya rekonstruksi Gaza yang akan dibantu oleh sejumlah
donor internasional, termasuk di antaranya adalah Uni Eropa, Qatar, Turki,
Norwegia.
* “Israel” mengurangi wilayah
penyangga keamanan di perbatasan Gaza, mundur ke jarak 100 hingga 300 meter
dari posisi sekarang, bila gencatan senjata bisa berlaku. Langkah ini akan
memungkinkan warga Palestina untuk mengakses tanah pertanian mereka di dekat
garis perbatasan.
* “Israel” akan memperluas batas
penggunaan laut untuk kepentingan ekonomi warga Gaza dari tiga mil menjadi dua
kali lipatnya. Palestina sendiri menginginkan akses penuh selebar 12 mil sesuai
dengan hukum internasional.
Berikutnya, kedua pihak juga sepakat
untuk membahas persoalan-persoalan yang lebih kompleks melalui perundingan
tidak langsung dalam satu bulan ke depan. Masalah yang akan dirundingkan
kemudian adalah:
* Tuntutan Hamas Palestina kepada
“Israel” untuk membebaskan tahanan Palestina yang ditangkap “Israel” dari Tepi
Barat, setelah kasus pembunuhan tiga warga Yahudi yang sebelumnya hilang pada
12 Juni 2014.
* Tuntutan Palestina terhadap
“Israel” untuk melepaskan tahanan yang pembebasannya ditangguhkan akibat
kegagalan perundingan kedua belah pihak.
* Tuntutan Hamas untuk pembangunan
pelabuhan di Gaza yang memudahkan aktivitas impor-ekspor warga Palestina.
“Israel” sejak lama menolak rencana tersebut namun sikap tersebut dapat berubah
jika ada jaminan keamanan. Gaza sendiri merupakan titik penting perdagangan
internasional di wilayah timur Mediterania.
* Tuntutan Hamas dalam hal pencairan dana yang akan
digunakan untuk membayar 40.000 polisi dan pegawai negeri sipil yang dari akhir
tahun lalu sampai saat ini belum dibayarkan. Dana gaji pegawai pemerintah itu
dibekukan oleh Otoritas Palestina.
* Hamas tetap menolak tuntutan
Zionis mengenai “demiliterisasi” penuh Gaza, meskipun PBB dan Uni Eropa
mendukung permintaan tersebut.
* Tuntutan pembangunan kembali
bandar udara internasional di Gaza yang pada tahun 2000 lalu dihancurkan oleh
penjajah Zionis. (salam-online)
IKUTI BERIKUT INI :
IKUTI BERIKUT INI :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar