Senin, 04 Juni 2012

Joanna Francis Wartawati AS: Wahai Muslimah, Aku Iri Terhadap Kalian


Sebuah e-mail dari Ibnu Mu'min Al-Barantiy

Joanna Francis adalah seorang penulis dan wartawan asal AS. Dalam situs 
Crescent and the Cross, perempuan yang menganut agama Kristen itu 
menuliskan ungkapan hatinya tentang kekagumannya pada perempuan-perempuan 
Muslim di Libanon saat negara itu diserang oleh Israel dalam perang tahun 
2006 lalu.

Apa yang ditulis Francis, meski ditujukan pada para Muslimah di Libanon, 
bisa menjadi cermin dan semangat bagi para Muslimah dimanapun untuk bangga 
akan identitasnya menjadi seorang perempuan Muslim, apalagi di tengah 
kehidupan modern dan derasnya pengaruh budaya Barat yang bisa melemahkan 
keyakinan dan keteguhan seorang Muslimah untuk tetap mengikuti cara-cara 
hidup yang diajarkan Islam.

Karena di luar sana, banyak kaum perempuan lain yang iri melihat kehidupan 
dan kepribadian para perempuan Muslim yang masih teguh memegang 
ajaran-ajaran agamanya. Inilah ungkapan kekaguman Francis sekaligus pesan 
yang disampaikannya untuk perempuan-perempuan Muslim dalam tulisannya 
bertajuk “Kepada Saudariku Para Muslimah”;


Ditengah serangan Israel ke Libanon dan “perang melawan teror” yang 
dipropagandakan Zionis, dunia Islam kini menjadi pusat perhatian di setiap 
rumah di AS.

Aku menyaksikan pembantaian, kematian dan kehancuran yang menimpa rakyat 
Libanon, tapi aku juga melihat sesuatu yang lain; Aku melihat kalian (para 
muslimah). Aku menyaksikan perempuan-perempuan yang membawa bayi atau 
anak-anak yang mengelilingin mereka. Aku menyaksikan bahwa meski mereka 
mengenakan pakaian yang sederhana, kecantikan mereka tetap terpancar dan 
kecantikan itu bukan sekedar kecantikan fisik semata.

Aku merasakan sesuatu yang aneh dalam diriku; aku merasa iri. Aku merasa 
gundah melihat kengerian dan kejahatan perang yang dialami rakyat Libanon, 
mereka menjadi target musuh bersama kita. Tapi aku tidak bisa memungkiri 
kekagumanku melihat ketegaran, kecantikan, kesopanan dan yang paling 
penting kebahagian yang tetap terpancar dari wajah kalian.

Kelihatannya aneh, tapi itulah yang terjadi padaku, bahkan di tengah 
serangan bom yang terus menerus, kalian tetap terlihat lebih bahagia dari 
kami ( perempuan AS) di sini karena kalian menjalani kehidupan yang alamiah 
sebagai perempuan. Di Barat, kaum perempuan juga menjalami kehidupan 
seperti itu sampai era tahun 1960-an, lalu kami juga dibombardir dengan 
musuh yang sama. Hanya saja, kami tidak dibombardir dengan amunisi, tapi 
oleh tipu muslihat dan korupsi moral.

Perangkap Setan

Mereka membombardir kami, rakyat Amerika dari Hollywood dan bukan dari 
jet-jet tempur atau tank-tank buatan Amerika.

Mereka juga ingin membombardir kalian dengan cara yang sama, setelah mereka 
menghancurkan infrastruktur negara kalian. Aku tidak ingin ini terjadi pada 
kalian. Kalian akan direndahkan seperti yang kami alami. Kalian dapat 
menghinda dari bombardir semacam itu jika kalian mau mendengarkan sebagian 
dari kami yang telah menjadi korban serius dari pengaruh jahat mereka.

Apa yang kalian lihat dan keluar dari Hollywood adalah sebuah paket 
kebohongan dan penyimpangan realitas. Hollywood menampilkan seks bebas 
sebagai sebuah bentuk rekreasi yang tidak berbahaya karena tujuan mereka 
sebenarnya adalah menghancurkan nilai-nilai moral di masyarakat melalui 
program-program beracun mereka. Aku mohon kalian untuk tidak minum racun 
mereka.


Karena begitu kalian mengkonsumsi racun-racun itu, tidak ada obat 
penawarnya. Kalian mungkin bisa sembuh sebagian, tapi kalian tidak akan 
pernah menjadi orang yang sama. Jadi, lebih baik kalian menghindarinya sama 
sekali daripada nanti harus menyembuhkan kerusakan yang diakibatkan oleh 
racun-racun itu.

Mereka akan menggoda kalian dengan film dan video-video musik yang 
merangsang, memberi gambaran palsu bahwa kaum perempuan di AS senang, puas 
dan bangga berpakaian seperti pelacur serta nyaman hidup tanpa keluarga. 
Percayalah, sebagian besar dari kami tidak bahagia.

Jutaan kaum perempuan Barat bergantung pada obat-obatan anti-depresi, 
membenci pekerjaan mereka dan menangis sepanjang malam karena perilaku kaum 
lelaki yang mengungkapkan cinta, tapi kemudian dengan rakus memanfaatkan 
mereka lalu pergi begitu saja. Orang-orang seperti di Hollywood hanya ingin 
menghancurkan keluarga dan meyakinkan kaum perempuan agar mau tidak punya 
banyak anak.

Mereka mempengaruhi dengan cara menampilkan perkawinan sebagai bentuk 
perbudakan, menjadi seorang ibu adalah sebuah kutukan, menjalani kehidupan 
yang fitri dan sederhana adalah sesuatu yang usang. Orang-orang seperti itu 
menginginkan kalian merendahkan diri kalian sendiri dan kehilangan imam. 
Ibarat ular yang menggoda Adam dan Hawa agar memakan buah terlarang. Mereka 
tidak menggigit tapi mempengaruhi pikiran kalian.

Aku melihat para Muslimah seperti batu permata yang berharga, emas murni 
dan mutiara yang tak ternilai harganya. Alkitab juga sebenarnya mengajarkan 
agar kaum perempuan menjaga kesuciannya, tapi banyak kaum perempuan di 
Barat yang telah tertipu.


Model pakaian yang dibuat para perancang Barat dibuat untuk mencoba 
meyakinkan kalian bahwa asset kalian yang paling berharga adalah 
seksualitas. Tapi gaun dan kerudung yang dikenakan para perempuan Muslim 
lebih “seksi” daripada model pakaian Barat, karena busana itu menyelubungi 
kalian sehingga terlihat seperti sebuah “misteri” dan menunjukkan harga 
diri serta kepercayaan diri para muslimah.

Seksualiatas seorang perempuan harus dijaga dari mata orang-orang yang 
tidak layak, karena hal itu hanya akan diberikan pada laki-laki yang 
mencintai dan menghormati perempuan, dan cukup pantas untuk menikah dengan 
kalian. Dan karena lelaki di kalangan Muslim adalah lelaki yang bersikap 
jantan, mereka berhak mendapatkan yang terbaik dari kaum perempuannya.

Tidak seperti lelaki kami di Barat, mereka tidak kenal nilai sebuah mutiara 
yang berharga, mereka lebih memilih kilau berlian imitasi sebagai gantinya 
dan pada akhirnya bertujuan untuk membuangnya juga.

Modal yang paling berharga dari para muslimah adalah kecantikan batin 
kalian, keluguan dan segala sesuatu yang membentuk diri kalian. Tapi saya 
perhatikan banyak juga muslimah yang mencoba mendobrak batas dan berusaha 
menjadi seperti kaum perempuan di Barat, meski mereka mengenakan kerudung.

Mengapa kalian ingin meniru perempuan-perempuan yang telah menyesal atau 
akan menyesal, yang telah kehilangan hal-hal paling berharga dalam 
hidupnya? Tidak ada kompensasi atas kehilangan itu. Perempuan-perempuan 
Muslim adalah berlian tanpa cacat. Jangan biarkan hal demikian menipu 
kalian, untuk menjadi berlian imitasi. Karena semua yang kalian lihat di 
majalah mode dan televisi Barat adalah dusta, perangkap setan, emas palsu.


Kami Butuh Kalian, Wahai Para Muslimah!

Aku akan memberitahukan sebuah rahasia kecil, sekiranya kalian masih 
penasaran; bahwa seks sebelum menikah sama sekali tidak ada hebatnya.

Kami menyerahkan tubuh kami pada orang kami cintai, percaya bahwa itu 
adalah cara untuk membuat orang itu mencintai kami dan akan menikah dengan 
kami, seperti yang sering kalian lihat di televisi. Tapi sesungguhnya hal 
itu sangat tidak menyenangkan, karena tidak ada jaminan akan adanya 
perkawinan atau orang itu akan selalu bersama kita.

Itu adalah sebuah Ironi! Sampah dan hanya akan membuat kita menyesal. 
Karena hanya perempuan yang mampu memahami hati perempuan. Sesungguhnya 
perempuan dimana saja sama, tidak peduli apa latar belakang ras, kebangsaan 
atau agamanya.

Perasaan seorang perempuan dimana-mana sama. Ingin memiliki sebuah keluarga 
dan memberikan kenyamanan serta kekuatan pada orang-orang yang mereka 
cintai. Tapi kami, perempuan Amerika, sudah tertipu dan percaya bahwa 
kebahagiaan itu ketika kami memiliki karir dalam pekerjaan, memiliki rumah 
sendiri dan hidup sendirian, bebas bercinta dengan siapa saja yang disukai.

Sejatinya, itu bukanlah kebebasan, bukan cinta. Hanya dalam sebuah ikatan 
perkawinan yang bahagialah, hati dan tubuh seorang perempuan merasa aman 
untuk mencintai.


Dosa tidak akan memberikan kenikmatan, tapi akan selalu menipu kalian. 
Meski saya sudah memulihkan kehormatan saya, tetap tidak tergantikan 
seperti kehormatan saya semula.

Kami, perempuan di Barat telah dicuci otak dan masuk dalam pemikiran bahwa 
kalian, perempuan Muslim adalah kaum perempuan yang tertindas. Padahal 
kamilah yang benar-benar tertindas, menjadi budak mode yang merendahkan 
diri kami, terlalu resah dengan berat badan kami, mengemis cinta dari 
orang-orang yang tidak bersikap dewasa.

Jauh di dalam lubuk hati kami, kami sadar telah tertipu dan diam-diam kami 
mengagumi para perempuan Muslim meski sebagaian dari kami tidak mau 
mengakuinya. Tolong, jangan memandang rendah kami atau berpikir bahwa kami 
menyukai semua itu. Karena hal itu tidak sepenuhnya kesalahan kami.

Sebagian besar anak-anak di Barat, hidup tanpa orang tua atau hanya satu 
punya orang tua saja ketika mereka masih membutuhkan bimbingan dan kasih 
sayang. Keluarga-keluarga di Barat banyak yang hancur dan kalian tahu siapa 
dibalik semua kehancuran ini. Oleh sebab itu, jangan sampai tertipu saudari 
muslimahku, jangan biarkan budaya semacam itu mempengaruhi kalian.

Tetaplah menjaga kesucian dan kemurnian. Kami kaum perempuan Kristiani 
perlu melihat bagaimana kehidupan seorang perempuan seharusnya. Kami 
membutuhkan kalian, para Muslimah, sebagai contoh bagi kehidupan kami, 
karena kami telah tersesat. Berpegang teguhlah pada kemurnian kalian 
sebagai Muslimah dan berhati-hatilah!

Lihat juga : http://materidienulislam.blogspot.com/

sumber : 
http://un2kmu.wordpress.com/2010/04/15/joanna-francis-wahai-muslimah-aku-iri-terhadap-kalian/

Terkait  :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar