Senin, 29 September 2014

MUSLIM DAN SYIAH SAMA - SAMA YAKIN BAHWA PERANG SURIAH ADALAH PERANG AKHIR ZAMAN YANG DIJANJIKAN

Foto Umar Al Indunissy.
Foto Umar Al Indunissy.

Konflik Suriah memasuki tahun keempat, semakin banyak pejuang muslim dan milisi Syiah terlibat konflik perang sektarian yang semakin meluas, dengan masing-masing pihak meyakininya sebagai tanda akhir zaman dan dekatnya hari hari menjelang hari kiamat.

"Jika anda berpikir bahwa semua mujahidin ini datang dari seluruh dunia hanya untuk melawan Assad, anda telah keliru, " seorang mujahidin Muslim yang memakai nama Abu Omar di Aleppo mengatakan kepada Reuters, Selasa , 1 April.

"Mereka semua di sini hadir untuk memenuhi apa yang dijanjikan oleh Nabi SAW . Ini adalah perang yang dijanjikan – ini akan menjadi Perang Besar," tambahnya .

Perang di negeri Syam ini yang dimulai pada Maret tahun 2011, telah dijanjikan dalam abad ke-7 dalam nubuwah Nabi Muhammad Saw .

Salah satu hadis Nabi Muhammad ( saw ) menyebutkan Suriah akan menjadi wilayah pertempuran utama, didalamnya banyak kota-kota di mana pertumpahan darah akan tumpah .

Ratusan ribu orang akan terbunuh. Seluruh wilayah akan terguncang dari Semenanjung Arab ke Irak, Iran dan Palestina. Kerajaan Arab Saudi akan runtuh. Hampir setiap negara di Timur Tengah akan menghadapi kerusuhan massal.

Banyak hadits beredar luas dari Nabi Muhammad mengatakan Syam, atau Suriah, adalah tanah yang diberkahi Allah. Ditanya oleh para sahabat di manakah bumi jihad berikutnya, Rasul menjawab : " Pergilah ke Syam, dan jika Anda tidak bisa, pergilah ke Yaman … ( meskipun) Allah telah menjamin Syam dan penduduknya."

"Kami hadir di sini, kami mujahidin yang berasal dari Rusia, Amerika, Perancis, Indonesia, Malaysia, Filipina, China , Jerman, Belgia, Sudan, India, Yaman dan dari negara negara lainnya," kata Sami, seorang pejuang Muslim di Suriah utara.
"Mereka berada di sini karena menyambut apa yang Nabi SAW katakan, Pertempuran Besar akan terjadi."

*Syam adalah negeri iman dan Islam saat terjadi huru-hara dan peperangan dahsyat.*

 "Aku bermimpi melihat tiang kitab (Islam) ditarik dari bawah bantalku, aku ikuti pandanganku, ternyata ia adalah cahaya sangat terang hingga aku mengira akan mencabut penglihatanku, lalu diarahkan tiang cahaya itu ke Syam, dan aku lihat bahwa bila fitnah (konflik) terjadi maka iman terletak di negeri Syam."

*Syam merupakan pusat negeri Islam di akhir zaman*

"Salamah bin Nufail berkata: aku datang menemui Nabi saw dan berkata: aku bosan merawat kuda perang, aku meletakkan senjataku dan perang telah ditinggalkan para pengusungnya, tak ada lagi perang. Nabi saw menjawab: Sekarang telah tiba saat berperang, akan selalu ada satu kelompok di tengah umatku yang unggul melawan musuh-musuhnya, Allah sesatkan hati-hati banyak kalangan untuk kemudian kelompok tersebut memerangi mereka, dan Allah akan memberi rizki dari mereka (berupa ghanimah) hingga datang keputusan Allah (Kiamat) dan mereka akan selalu demikian adanya. Ketahuilah, pusat negeri Islam adalah Syam. Kuda perang terpasang tali kekang di kepalanya (siap perang), dan itu membawa kebaikan hingga datangnya Kiamat."(HR. Imam Ahmad)

"Hadits ini akan memandu para Mujahidin untuk datang ke Suriah, kami berjuang untuk ini. Dengan setiap hari kami semakin yakin dengan pernyataan Nabi SAW tersebut, " ujar Mussab, seorang pejuang dari Nusra Front, tambahnya.

Sedangkan paham agama Syiah, perang ini juga mengundang ribuan penganut agama Syiah dari berbagai Negara, seperti Iran, india, Lebanon dan Irak, dan negara2 lainnya.

Menurut tradisi Syiah, awal kebangkitan Syiah berawal pada saat revolusi 1979 di Iran, saat itu Syiah mendirikan sebuah negara Syiah yang nantinya akan dipimpin oleh Al Mahdi (Versi Syiah) untuk berperang di Suriah dan menyapu Timur Tengah dengan revolusi Syiahnya.

"Revolusi Syiah ini, didasarkan pada cerita-cerita yang telah kami terima dari nabi dan imam kami, ini adalah awal dari munculnya Mahdi, "ujar cendekiawan Iran dan anggota parlemen, Ruhollah Hosseinian mengatakan tahun lalu.

Hosseinian mengutip komentar imam Syiah abad kedelapan yang mengatakan tanda kembalinya Al Mahdi adalah dimulainya pertempuran yang melibatkan prajurit yang berjuang di bawah bendera kuning (Hizbullah Lebanon), warna yang diyakini berhubungan dengan milisi Hizbullah Lebanon.

"Ramalan Imam As Sadeq telah menyatakan, ketika ( pasukan ) dengan bendera kuning melawan anti – Syiah di Damaskus dan kemudian berbondong bondong pasukan Iran bergabung dengan mereka, ini merupakan awal dari tanda-tanda kedatangan kekudusan-Nya (Al Mahdi), "ujar Hosseinian seperti dikutip oleh kantor berita Fars.

Pernyataan ini telah menarik banyak kehadiran milisi Syiah di Suriah dari berbagai negara.
Murtada, pemuda Lebanon Syiah berusia 27 tahun pergi ke Suriah untuk berperang melawan mujahidin Muslim, menegaskan bahwa dia tidak berjuang untuk Assad,tetapi untuk Al Mahdi, yang juga dikenal sebagai Imam ke 12 bagi Syiah.

"Bahkan jika saya tewas sekarang, ketika ia (Al Mahdi) muncul, maka saya akan terlahir kembali untuk bertempur di antara pasukannya, Aku akan menjadi prajurit nya," katanya kepada Reuters di Lebanon.
"Tidak ada yang lebih berharga dari Imam, bahkan keluarga saya. Ini adalah tugas kita. "
Abbas, seorang milisi Syiah Irak berusia 24 tahun, mengatakan ia hidup di era kembalinya Mahdi, setelah Amerika Serikat dan Inggris menginvasi Irak pada tahun 2003.

"Itu adalah tanda pertama dan kemudian kejadian penting yang lain segera menyusul berturut turut, " katanya kepada Reuters dari Baghdad.

"Hal-hal penting akan bergerak cepat. Saya tidak pernah berpikir bahwa saya akan hidup menjelang kehadiran Imam. Tapi sekarang, dari hari ke hari saya semakin yakin bahwa itu hanya masalah sedikit tahun lagi ia akan muncul.

wallahu a'lam

Berita Terkait


Tidak ada komentar:

Posting Komentar