Ilustrasi (istimewa)
Atlanta (ANTARA News) - Hampir 20 persen perempuan Amerika Serikat pernah diperkosa setidaknya sekali, dan satu dari setiap empat perempuan AS pernah diserang secara seksual oleh mitra intimnya, demikian laporan Centers for Disease Control and Prevention seperti dikutip Reuters, Kamis.
Hampir 80 persen perempuan korban pertama kali diperkosa sebelum umur 25 dan lebih dari setengahnya diperkosa oleh pasangannya yang sekarang atau mantan pasangannya.
Kesimpulan ini ditarik berdasarkan analisis data National Intimate Partner and Sexual Violence Survey terhadap 18.049 laki-laki dan perempuan Amerika Serikat pada 2010.
Survey yang disebut CDC sebagai yang pertama dilakukan di jenis ini, mendapati fakta bahwa satu dari setiap delapan perempuan korban pemerkosaaan mengatakan bahwa pemerkosanya adalah anggota keluarga mereka sendiri.
Alaska, Oregon dan Nevada merupakan daerah-daerah dengan korban pemerkosaan tertinggi.
Sementara itu, satu dari tujuh pria dilaporkan pernah mengalami serangan fisik yang menyakitkan dari pasangan intimnya dan satu dari 71 pria mengaku telah diperkosa setidaknya sekali.
Laporan ini menggambarkan sejumlah masalah kesehatan jangka panjang yang berkaitan dengan kekerasan seksual, di antaranya sakit kepala, sakit keras, dan sulit tidur.
"Laporan yang menjadi tonggak ini merupakan gambaran nyata mengenai dampak merusak dari prilaku kekerasan ini terhadap kehidupan jutaan orang Amerika," kata Menteri Kesehatan AS Kathleen Sebelius dalam satu pernyataan tertulisnya.
"Jumlah korban kekerasan yang dirilis CDC ini menunjukkan pemerkosaan masih merupakan kejahatan yang berakibat pada hampir semua keluarga di Amerika," kata Scott Berkowitz, ketua LSM Abuse and Incest National Network.
Korban pemerkosaan harus semakin berani melapor, sedangkan pemerkosa harus lebih banyak dijebloskan ke penjara, kata Berkowitz kepada Reuters.
"Semakin sering kita membersihkan jalanan, semakin banyak kejahatan yang bisa kita cegah," katanya lagi.
Editor: Jafar M Sidik
Kamis, 15 Desember 2011 11:25 WIB | antaranews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar