Para
penulis sirah nabawiyah seperti Syeikh Dr. Said Ramadhan Al-Buthi dan
beberapa ulama lainnya memang pernah menuliskan apa yang anda tanyakan.
Yaitu tentang beberapa rahasia dan hikmah di balik pemilihan Allah SWT
atas jazirah arabia sebagai bumi pertama yang mendapatkan risalah Islam.
Rupanya
turunnya Islam pertama di negeri arab bukan sekedar kebetulan. Juga
bukan semata karena di sana ada tokoh paling jahat semacam Abu Jahal cs.
Namun ada sekian banyak skenario samawi yang akhir-akhir ini mulai
terkuak. Kita di zaman sekarang ini akan menyaksikan betapa rapi rencana
besar dan strategi Allah jangka panjang, sehingga pilihan untuk
menurunkan risalah terakhir-Nya memang negeri Arabia.
Meski
tandus, tidak ada pohon dan air, namun negeri ini menyimpan banyak
alasan untuk mendapatkan kehormatan itu. Beberapa di antaranya yang bisa
kita gali adalah:
I. Di Jazirah Arab Ada Rumah Ibadah Pertama
Tanah
Syam (Palestina) merupakan negeri para nabi dan rasul. Hampir semua
nabi yang pernah ada di tanah itu. Sehingga hampir semua agama
dilahirkan di tanah ini. Yahudi dan Nasrani adalah dua agama besar dalam
sejarah manusia yang dilahirkan di negeri Syam.
Namun
sesungguhnya rumah ibadah pertama di muka bumi justru tidak di Syam,
melainkan di Jazirah Arabia. Yaitu dengan dibangunnya rumah Allah
(Baitullah) yang pertama kali di tengah gurun pasir jazirah arabia.
Rumah
ibadah pertama itu menurut riwayat dibangun jauh sebelum adanya
peradaban manusia. Adalah para malaikat yang turun ke muka bumi atas
izin Allah untuk membangunnya. Lalu mereka bertawaf di sekeliling ka'bah
itu sebagai upaya pertama menjadikan rumah itu sebagai pusat
peribadatan umat manusia hingga hari kiamat menjelang.
Ketika
Adam as diturunkan ke muka bumi, beliau diturunkan di negeri yang
sekarang dikenal dengan India. Sedangkan isterinya diturunkan di dekat
ka'bah. Lalu atas izin Allah keduanya dipertemukan di Jabal Rahmah,
beberapa kilometer dari tempat dibangunnya ka'bah.
Maka
jadilah wilayah sekitar ka'bah itu sebagai tempat tinggal mereka dan
ka'bah sebagai tempat pusat peribadatan umat manusia. Dan di situlah
seluruh umat manusia berasal dan di tempat itu pula manusia sejak dini
sudah mengenal sebuah rumah ibadah.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:
Sesungguhnya
rumah yang pertama dibangun untuk manusia beribadah adalah rumah yang
di Bakkah (Makkah) yang diberkati dan menjadi petunjuk bagi manusia. (QS. Ali Imran: 96)
II. Jazirah Arabia Adalah Posisi Strategis
Bila
kita cermati peta dunia, kita akan mendapati adanya banyak benua yang
menjadi titik pusat peradaban manusia. Dan Jazirah Arabia terletak di
antara tiga benua besar yang sepanjang sejarah menjadi pusat peradaban
manusia.
Sejak
masa Rasulullah SAW, posisi jazirah arabia adalh posisi yang strategis
dan tepat berada di tengah-tengah dari pusat peradaban dunia.
Bahkan
di masa itu, bangsa Arab mengenal dua jenis mata uang sekaligus, yaitu
dinar dan dirham. Dinar adalah jenis mata uang emas yang berlaku di
Barat yaitu Romawi dan Yunani. Dan Dirham adalah mata uang perak yang
dikenal di negeri timur seperti Persia. Dalam literatur fiqih Islam,
baik dinar maupun dirham sama-sama diakui dan dipakai sebagai mata uang
yang berlaku.
Ini
menunjukkan bahwa jazirah arab punya akses yang mudah baik ke barat
maupun ke timur. Bahkan ke utara maupun ke selatan, yaitu Syam di utara
dan Yaman di Selatan.
Dengan
demikian, ketika Muhammad SAW diangkat menjadi nabi dan diperintahkan
menyampaikannya kepada seluruh umat manusia, sangat terbantu dengan
posisi jazirah arabia yang memang sangat strategis dan tepat berada di
pertemuan semua peradaban.
Kita
tidak bisa membayangkan bila Islam diturunkan di wilayah kutub utara
yang dingin dan jauh dari mana-mana. Tentu akan sangat lambat sekali
dikenal di berbagai peradaban dunia.
Juga
tidak bisa kita bayangkan bila Islam diturunkan di kepulauan Irian yang
jauh dari peradaban manusia. Tentu Islam hingga hari ini masih
mengalami kendala dalam penyebaran.
Sebaliknya,
jazirah arabia itu memiliki akses jalan darat dan laut yang sama-sama
bermanfaat. Sehingga para dai Islam bisa menelusuri kedua jalur itu
dengan mudah.
Sehingga
di abad pertama hijriyah sekalipun, Islam sudah masuk ke berbegai pusat
peradaban dunia. Bahkan munurut HAMKA, di abad itu Islam sudah sampai
ke negeri nusantara ini. Dan bahkan salahseorang shahabat yaitu Yazid
bin Mu'awiyah ikut dalam rombongan para dai itu ke negeri ini dengan
menyamar.
III. Kesucian Bangsa Arab
Stigma
yang selama ini terbentuk di benak tiap orang adalah bahwa orang arab
di masa Rasulullah SAW itu jahiliyah. Keterbelakangan teknologi dan ilmu
pengetahuan dianggap sebagai contoh untuk menjelaskan makna jahiliyah.
Padahal
yang dimaksud dengan jahiliyah sesungguhnya bukan ketertinggalan
teknologi, juga bukan kesederhanaan kehidupan suatu bangsa. Jahiliyah
dalam pandangan Quran adalah lawan dari Islam. Maka hukum jahiliyah
adalah lawan dari hukum Islam. Kosmetik jahiliyah adalah lawan dari
kosmetik Islam. Semangat jahiliyah adalah lawan dari semangat Islam.
Bangsa
arab memang sedikit terbelakang secara teknologi dibandingkan peradaban
lainnya di masa yang sama. Mereka hidup di gurun pasir yang masih murni
dengan menghirup udara segar. Maka berbeda dengan moralitas maknawiyah
bangsa lain yang sudah semakin terkotori oleh budaya kota, maka bangsa
arab hidup dengan kemurnian niloai kemanusiaan yang masih asli.
Maka
sifat jujur, amanah, saling menghormati dan keadilan adalah ciri
mendasar dari watak bangsa yang hidup dekat dengan alam. Sesuatu yang
telah sulit didapat dari bangsa lain yang hidup di tengah hiruk pikuk
kota.
Sebagai
contoh mudah, bangsa Arab punya akhlaq mulia sebagai penerima tamu.
Pelayanan kepada seorang tamu yang meski belum dikenal merupakan bagian
dari harga diri seorang arab sejati. Pantang bagi mereka menyia-nyiakan
tamu yang datang. Kalau perlu semua persediaan makan yang mereka miliki
pun diberikan kepada tamu. Pantang bagi bangsa arab menolak permintaan
orang yang kesusahan. Mereka amat menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan yang paling dasar.
Ketika
bangsa lain mengalami degradasi moral seperti minum khamar dan
menyembah berhala, bangsa arab hanyalah menjadi korban interaksi dengan
mereka. 360 berhala yang ada di sekeliling ka'bah tidak lain karena
pengaruh interaksi mereka dengan peradaban barat yang amat menggemari
patung. Bahkan sebuah berhala yang paling besar yaitu Hubal, tidak lain
merupakan sebuah patung yang diimpor oleh bangsa Arab dari peradaban
luar. Maka budaya paganisme yang ada di arab tidak lain hanyalah
pengaruh buruk yang diterima sebagai imbas dari pergaulan mereka dengan
budaya romawi, yunani dan yaman.
Termasuk juga minum khamar yang memabukkan, adalah budaya yang mereka import dari luar peradaban mereka.
Namun
sifat jujur, amanah, terbuka dan menghormati sesama merupakan akhlaq
dan watak dasar yang tidak bisa hilang begitu saja. Dan watak dasar
seperti ini dibutuhkan untuk seorang dai, apalagi generasi dai pertama.
Mereka
tidak pernah merasa perlu untuk memutar balik ayat Allah sebagaimana
Yahudi dan Nasrani melakukannya. Sebab mereka punya nurani yang sangat
bersih dari noda kotor. Yang mereka lakukan adalah taat, tunduk dan
patuh kepada apa yang Allah perintahkan. Begitu cahaya iman masuk ke
dalam dada yang masih bersih dan suci, maka sinar itu membentuk proyeksi
iman yang amal yang luar biasa. Berbeda dengan bani Israil yang dadanya
sesat dengan noda jahiliyah, tak satu pun ayat turun kecuali
ditolaknya. Dan tak satu pun nabi yang datang kecuali didustainya.
Bangsa
Arab tidak melakukan hal itu saat iman sudah masuk ke dalam dada. Maka
ending sirah nabawiyah adalah ending yang paling indah dibandingkan
dengan nabi lainnya. Sebab pemandangannya adalah sebuah lembah di tanah
Arafah di mana ratusan ribu bangsa arab berkumpul melakukan ibadah haji
dan mendengarkan khutbah seorang nabi terakhir. Sejarah rasulullah
berakhir dengan masuk Islamnya semua bangsa arab. Bandingkan dengan
sejarah kristen yang berakhir dengan terbunuhnya (diangkat) sang nabi.
Atau yahudi yang berakhir dengan pengingkaran atas ajaran nabinya.
Hanya
bangsa yang hatinya masih bersih saja yang mampu menjadi tiang pancang
peradaban manusia dan titik tolak penyebar agama terakhir ke seluruh
penjuru dunia.
VI. Faktor Bahasa
Sudah
menjadi ketetapan Allah SWT untuk mengirim nabi dengan bahasa umatnya.
Agar tidak terjadi kesalahan dalam komunikasi antara nabi dan umatnya.
Namun
ketika semua nabi telah terutus untuk semua elemen umat manusia, maka
Allah menetapkan adanya nabi terakhir yang diutus untuk seluruh umat
manusia. Dan kelebihannya adalah bahwa risalah yang dibawa nabi tersebut
akan tetap abadi terus hingga selesainya kehidupan di muka bumi ini.
Untuk
itu diperlukan sebuah bahasa khusus yang bisa menampung informasi
risalah secara abadi. Sebab para pengamat sejarah bahasa sepakat bahwa
tiap bahasa itu punya masa eksis yang terbatas. Lewat dari masanya, maka
bahasa itu akan tidak lagi dikenal orang atau bahkan hilang dari
sejarah sama sekali.
Maka
harus ada sebuah bahasa yang bersifat abadi dan tetap digunakan oleh
sejumlah besar umat manusia sepanjang masa. Bahasa itu ternyata oleh
pakar bahasa adalah bahasa arab, sebagai satu-satunya bahasa yang pernah
ada dimuka bumi yang sudah berusia ribuan tahun dan hingga hari ini
masih digunakan oleh sejumlah besar umat manusia.
Dan
itulah rahasia mengapa Islam diturunkan di arab dengan seorang nabi
yang berbicara dalam bahasa arab. Ternyata bahasa arab itu adalah bahasa
tertua di dunia. Sejak zaman nabi Ibrahim as bahasa itu sudah
digunakan. Bahkan sebagian ulama berpendapat bahwa bahasa arab adalah
bahasa umat manusia yang pertama.
Logikanya
sederhana, karena ada sebuah hadits yang menyebutkan bahwa bahasa ahli
surga adalah bahasa arab. Dan asal-usul manusia juga dari surga, yaitu
nabi Adam dan isterinya Hawwa yang keduanya pernah tinggal di surga.
Wajar bila keduanya berbicara dengan bahasa ahli surga. Ketika keduanya
turun ke bumi, maka bahasa kedua 'alien' itu adalah bahasa arab, sebagai
bahasa tempat asal mereka. Dan ketika mereka berdua beranak pinak,
sangat besar kemungkinannya mereka mengajarkan bahasa surga itu kepada
nenek moyang manusia, yaitu bahasa arab.
Sebagai
bahasa yang tertua di dunia, wajarlah bila bahasa arab memiliki jumlah
kosa kata yang paling besar. Para ahli bahasa pernah mengadakan
penelitian yang menyebutkan bahwa bahasa arab memiliki sinonim yang
paling banyak dalam penyebutan nama-nama benda. Misalnya untuk seekor
unta, orang arab punya sekitar 800 kata yang identik dengan unta. Untuk
kata yang identik dengan anjing ada sekitar 100 kata.
Maka
tak ada satu pun bahasa di dunia ini yang bisa menyamai bahasa arab
dalam hal kekayaan perbendaharaannya. Dan dengan bahasa yang lengkap dan
abadi itu pulalah agama Islam disampaoikan dan Al-Quran diturunkan.
V. Arab Adalah Negeri Tanpa Kemajuan Material Sebelumnya
Seandainya
sebelum turunnya Muhammad SAW bangsa arab sudah maju dari sisi
peradaban materialis, maka bisa jadi orang akan menganggap bahwa Islam
hanyalah berfungsi pada sisi moral saja. Orang akan beranggapan bahwa
peradaban Islam hanya peradaban spritualis yang hanya mengacu kepada
sisi ruhaniyah seseorang.
Namun
ketika Islam diturunkan di jazirah arabia yang tidak punya peradaban
materialis lalu tiba-tiba berhasil membangun peradana materialis itu di
seluruh dunia, maka tahulah orang-orang bahwa Islam itu bukanlah makhluq
sepotong-sepotong. Mereka yakin bahwa Islam adalah sebuah ajaran yang
multi dimensi. Islam mengandung masalah materi dan rohani.
Ketika
sisi aqidah dan fikrah bangsa Arab sudah tertanam dengan Islam, ajaran
Islam kemudian mengajak mereka membangun peradaban materialis yang
menakjubkan dalam catatan sejarah manusia. Pusat-pusat peradaban
berhasil dibangun bangsa-bangsa yang masuk Islam dan menjadikan
peradaban mereka semakin maju.
Logikanya,
bila di tanah gersang padang pasir itu bisa dibangun peradaban besar
dengan berbekal ajaran Islam, maka tentu membangun peradaban yang sudah
ada bukan hal sulit.
Wallahu a'lam bishshawab
Ahmad Sarwat, Lc., MA
Terkait :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar