Al Jaatsiyah. 22. Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan.
Al Anbiyaa’. 30. Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?
Fushshilat. 9. Katakanlah: “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam.”
Fushshilat. 10. Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanannya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.
Fushshilat. 11. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati.”
Fushshilat. 12. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
Al A’raaf. 54. Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.
An Nuur. 64. Ketahuilah sesungguhnya kepunyaan Allahlah apa yang di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia mengetahui keadaan yang kamu berada di dalamnya (sekarang). Dan (mengetahui pula) hati (manusia) dikembalikan kepada-Nya, lalu diterangkan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Dan Allah Maha mengehui segala sesuatu.
Yunus. 61. Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).
Menyelidiki Ayat ayat di atas ternyata penciptaan jagad raya ini terdiri dari dua fase, ua masa dalam penciptaan langit dan bumi beserta penghuninya , empat masa dalam penciptaan ekosistim dan semua mahluq yang diciptakan bertanggung jawab penuh dengan segala perbuatannya secara sendiri-sendiri kepadaNya.
Seluruh aturan yang dibuat oleh yang mencipta itu baku bahkan tidak ada satu mahlug ciptaannya yang ada di bumi maupun dilangit yang bisa yang bisa merubah sedikitpun aturan itu kecuali dengan izinnya .dan dalam hal pengawasan terhadap semua mahluq ciptaannya Dia sangat teliti bahkan super teliti sehingga tidak ada satu gerakan mahluq ciptaannya yang terlepas dari pengawasan dan semua gerakan mahluq ciptaanya itu dicatat dengan rapi pada suatu kitab induk yang bernama kitab lauhil ma’fud dengan satu tujuan yaitu kelak pada hari hisab akan diperhitungkan seluruh amal perbuatannya dan akan dibalas sesuai dengan gerak-geriknya .
Seluruh ciptaanya hampir semua tunduk patuh kecuali ( iblis ) yang bersemayam pada Manusia dan jin , dia tidak tunduk bahkan menantang kepada yang mencipta meskipun iblis paham betul dengan peraturan yang di buat oleh yang maha kuasa dengan segala resikonya, dengan melanggar dan menantang akan mengakibatkan dirinya celaka yaitu memasuki neraka yang menyala-nyala
Hal itu semua dilakukan Demi memuaskan Hawa nafsunya kala ia di hukum oleh Allah disebabkan tidak menuruti perintah tuhannya untuk menyembah kepada Adam , Iblis tidak mau meminta maaf atas kesalahan dan kebodohannya bahkan dia menetang secara terang-terangan kepada yang mencipta sambil sesumbar bahwasanya tersebab yang maha kuasa menyesatkannya maka dia mencari mangsa untuk dijadikan kawan sebanyak-banyaknya untuk dijadikan sahabat karib didalam neraka. ( Setan dan iblis adalah suatu karakter dari ciptaan Allah yang bernama jin dan manusia dan artikel tentang setan dan iblis sudah saya tulis pada postingan terdahulu )
Bagi manusia yang tidak mempunyai pengetahuan dalam bidang agama atau agama hanya sebatas pelengkap identitas diri dengan kata lain agama keturunan dari orang tua akan mudah sekali terperangkap dengan bujuk rayu syaitan dan iblis sebab manusia seperti titu dalam bidang akidah sangat lemah sedang pengaruh kenikmatan dunia sangat deras menggoda untuk menyekutukan tuhannya
Gedung gedung tinggi di bangun dengan megah, dindingnya terbuat dari kaca yang elok di pandang mata, bila malam lampu berkerlap kerlip bagai bintang kejora yang bertebaran diatas langit saat malam tidak tertutup awan, jalan raya di buat sehalus mungkin untuk laju kendaraan yang semakin hari semakin membanjiri Negara apabila situasinya sudah tidak mncukupi lagi maka dibangun jalan layang guna memudahkan laju kendaraan agar nikmat bila bepergian ke mana-mana, gadi-gadis kala petang menjelang berdandan menarik perhatian …. ada yang setengah tubuhnya di pelihatkan ada yang wajahnya di poles sehalus porselen ada yang tertawa kecil sambil badan dan bicaranya mengundang sahwat kaum pria dan pada pertengahan malam banyak gedung yang masih berisik, sayup-sayup terdengan suara musik yang iramamanya mengundang selera …. itu semua pernak-pernik kehidupan yang di bangun oleh manusia guna mencari kenikmatan selama hidup di dunia dan disisi lain setan tersenyum merayakan kemenangan dan si iblis tertawa terbahak-bahak tanda perjuangan menampakkan buahnya.
Manusia boleh saja membangun peradaban guna mencari kenikmatan asal cara dan tujuannya sesuai dengan aturan yang maha kuasa jika kaya hendaklah mengingat yang papa, jka berkuasa hendaklah memikirkan nasib rakyatnya, jika pandai hendaklah menularkan kepintarannya kepada yang belum paham itulah ilmu yang di ajarkan oleh tuhan yang mencipta seluruh jagad raya.
Sepintas lalu manusia menduga bahwa dia berbicara, berpikir, berkata , berjuang dan berhasil dalam menciptakan angan-angan menjadi suatu kenyataan adalah dengan kekuatan dan kemampuannya sendiri tanpa adanya campur tangan yang maha kuasa sehingga apabila telah berhasil pada puncak karirnya lupa dengan dirinya sendiri bahwa pada hakikatnya suatu keberhasilan atau kesuksesan tidak akan bisa terwujudkan tanpa adanya bantuan tangan tuhan ( in god hand )
Kesuksesan bukanlah suatu kemenangan dalam perjuangan hidup akan tetapi kesuksesan adalah suatu ujian yang harus dijalani dalam melaksanakan perintah tuhannya dalam mengarungi kehidupan dunia ini sebab di alam kesuksesan bukanlah sebuah akhir dari kehidupan, di dalam alam kesuksesan kehidupan terus berjalan bahkan ujian dan cobaan lebih besar dari pada kenikmatan yang di terima,
saat manusia dalam kesengsaran terbayang dalam benaknya bahwa apabila dirinya telah sukses ujian dan cobaan akan berhenti akan tetapi setelah sukses ternyata ujian dan cobaan tidak pernah berhenti seolah-olah manusia itu berdiri di pinggir pantai dan ombak air laut tidak akan pernah berhenti menerpa, kadang deburannya kecil terkadang juga besar tinggal manusia mampu atau tidak dalam mengetahui serta mengenal akan kemauan dan memampuannya tentang asal, tujuan dan kembalinya diri sebab setiap gerakan hati, pikiran, pembicaraan dan tindakan selalu ada yang mengawasi.
Perbedaan yang menyolok pada diri manusia adalah sewaktu belum sukses dirinya bekerja sendirian tanpa ada yang membantu menyelesaikan persoalan yang dihadapi akan tetapi apabila kesuksesan telah berada pada genggaman tangan maka banyak yang membantu dan menjilat dalam menyelesaikan persoalan sebab dirinya sudah bisa membiayai diri bahkan membayar kepada manusia lain.
Pada alam kesuksesan biasanya manusia lupa akan asal-usul bahwa dirinya di cipta dari setitik air mani yang hina dan saat hadir di dunia tanpa selembar benangpun yang mengawani dalam kelahirannya yang ada Cuma jerit tangis memilukan, para dokter dan suster bingung, sang ayah diluar kamar berjalan mondar-mandir kesan kemari tanpa suatu tujuan sebab pikirannya kalut dan gelisah menanti kenyataan yang harus dihadapi tentang kelahiran, kesehatan, biaya dan lain sebagainya.
Pada alam kesuksesan biasanya manusia lupa akan perjuangan dalam meraih cita-cita saat membangun kerajaan bisnisnya, kala itu dirinya tidak mengenal waktu, apakah itu yang di namakan siang dan malam ? yang ada dalam pikirannya hanya perjuangan dalam mewujudkan keinginan dan cita-cita.
Pada alam kesuksesan biasanya manusia lupa dengan fungsi dirinya yaitu sebagai tuan pengatur dan pemelihara jagad raya bukannya manjadi budak yang diatur dan dipelihara oleh dunia.
Hukum Alam memberitakan yaitu bumi mengelilingi matahari yang membutuhkan waktu tiga ratus enam puluh empat sampai tiga ratus enam puluh lima hari dan jarak bumi dalam perjalanannya mengitari matahari di hitung mulai awal berjalan jarak yang paling jauh dari titik awal perjalanannya sekitar 182 – 183 hari setelah itu bumi akan kembali mendekat kepada titik awal perjalanannya dengan kata lain bumi tidak berjalan di mulai dari matahari lantas pergi berjalan lurus tanpa suatu tujuan dan waktu pemberhentian. begitu pula dengan perjalanan kehidupan manusia, awal perjalanan adalah tidak berbentuk ( bukan merupakan apa-apa ) lantas menjadi air mani, orok, balita, anak-anak, remaja, dewasa, manula dan kembali kepada tuhannya
fasilitas yang dimiliki manusia hampir sama dengan keberadaannya yaitu awal diciptakan manusia di dunia belum mempunyai pendengaran, penglihatan dan hati, permulaan panca indara manusia berfungsi kala jasad kemasukan roh pada saat itu pendengaran kita berfungsi, beberapa hari berselang setelah kita lahir di dunia penglihatan mulai berfungsi dan dalam beberapa tahun kemudian hati ( perasaan kita berfungsi ) dan kenikmatan itu akan berkembang sampai titik kulminasi antara waktu 40 tahun. setelah diatas usia itu kenikmatan manusia akan di cabut secara perlahan-lahan satu demi satu diantaranya penglihatan kita mulai rabun, daya tangkap berfikir kita mulai kurang akurat, perasaan kita sudah mulai kurang pekah dan menjelang usia di atas 80 tahun kenikmatan itu akan di cabut secara drastis oleh tuhan yang menciptakan kita dan kehidupan mendadak sontak berbalik arah yaitu pada saat usia produktif manusia memberi nafkah lahir batin tapi pada usia mencapai 80 puluh yang memberi nafkah akan terbalik di beri nafkah sebab peralatan untuk menunjang tugas itu sudah menurun sangat drastis sedang manusia masih memerlukan energi untuk mengarungi kehidupan ini
Ilustrasi Hukum alam diatas mengajarkan kepada manusia bahwa dalam meraih sesuatu di dunia ada batas titik kulminasi tertentu setelah mencapai parameter itu manusia seharusnya tidak lagi meraih akan tetapi berbalik arah dengan istilah memberi agar kehidupan ini jadi berharga bagi dirinya sendiri juga bagi mahluk hidup yang ada di sekitarnya sebab manusia bukanlah seekor hewan yang bernama tikus .
tikus adalah suatu hewan yang daya tahan tubuhnya hampir sama dengan manusia, dirinya kecil tumbuh besar dan kawin persis seperti manusia dan yang membedakan antara tikus dan manusia adalah akal dan budi pekertinya akan tetapi apabila cara hidup manusia mengumpulkan harta tanpa ada tujuan dan titik pemberhentian tertentu maka manusia seperti itu bisa dikategorikan sama dengan seekor tikus .
seekor tikus akan mengambil barang yang mampu di ambil entah itu berguna atau tidak berguna, tikus selalu mengumpulkan pada tempat tertentu sanpai dirinya meninggal dunia.
manusia yang bijaksana adalah manusia yang peka dengan tanda-tanda alam yang berada disekelilingnya seperti pergerakan jagad raya, mahluk hidup disekitar dan perjalanan diri serta usia manusia itu sendiri semuanaya memberi pelajaran yang sangat bermakna bagi manusia tapi sayang sekali kebanyakan manusia kurang tanggap dengan tanda-tanda itu, mereka disibukkan dan dilupakan dengan kenikmatan dunia yang semu hingga dalam meraih sesuatu yang berada pada kehidupan ini tidak selaras dengan hukum alam.
Bagi yang gemar mengumpulkan harta mereka beranggapan bahwa mereka akan hidup kekal abadi maka dirinya di abdikan pada harta tersebut tanpa suatu arah titik yang dituju, ( kapan mereka akan beristirahat dan kapan mereka akan berhenti ) apakah mereka sanggup memperoleh harta itu sebanyak mungkin atau mampu membeli bumi ini menjadi miliknya ? dan bagi yang gemar bercinta mereka sibuk mempercantik dan memoles diri bahkan seluruh waktu dan hidupnya dipergunakan bermain cinta dengan gonta-ganti pasangan seakan-akan seakan akan dirinya berusia mudah selamanya dan kekal abadi, apakah mereka sanggup bercinta dengan lawan jenisnya seumur hidup sedang usia manusia paling lama adalah berusia 150 tahun sedangkan jumlah manusia yang ada pada bumi ini lebih dari 4 milyar ditambah yang belum lahir ? hidup seperti ini bertentangan dengan hukum alam dan hidup seperti ini adalah hidup yang memperturutkan hawa nafsu bagai berjalan diatas hutan belantara yang tidak mempunyai arah tujuan yang pasti dan hidup seperti ini tidak ubahnya seperti hidup seekor hewan yang bernama tikus.
Manusia yang bijaksana adalah manusia yang memahami tentang jati dirinya yaitu lahir di dalam dunia dengan tugas mematuhi perintah tuhannya ( menyembah ) dengan aplikasi solat dan zakat menurut kesanggupannya agar ekosistim dan keberadaan dunia ini kekal abadi selama-lamanya agar anak,cucu, cicit sampai seterusnya bisa hidup dan menikmati keberadaan jagad raya ini. Sedangkan kefakiran dan kesukssan adalah suatu bentuk ujian yang kelak pada kemudian hari akan dimintai pertanggung jawabannya semua.
Manusia yang bijaksana adalah manusia yang seimbang
kapan menuruti hawa nafsu insani
kapan berhenti pada titik kulminasi
kapan kembali kepada Illahi
kapan menuruti hawa nafsu insani
kapan berhenti pada titik kulminasi
kapan kembali kepada Illahi
posting yang bermanfaat. syari’at Al Qur’an mengatur hubungan antara pria dan wanita dengan syari’at yang dapat menjaga martabat mereka sebagai mahluk yang mulia dan membedakan hubungan sesama mereka dari hubungan binatang sesama binatang. Manusia adalah mahluk yang telah dimuliakan oleh Allah di atas mahluk-mahluk selain mereka, oleh karena itu hendaknya kita sebagai manusia menjaga kehormatan ini dengan cara menjalankan syari’at Al Qur’an yang telah menetapkan kehormatan kita tersebut:
BalasHapus“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS. Al Isra’: 70)
Mari jalin tali silaturahmi, memperkuat area penyebaran dakwah. follow www.siteislami.co.cc