VOA-ISLAM - Pengantar redaksi:
Menyambut Natal, Pendeta Muhammad Nurdin menulis buku"Selamat Natal Menurut Al Qur’an." Pada halaman 11-12, Gembala Gereja Kristen Maranatha ini menuduh Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam pernah beragama Kristen dan merayakan Natal bersama dan mengucapkan Selamat Natal Qurani. Untuk menanggapi hujatan pendeta ini, kami tampilkan artikel Natal tulisan H Insan LS Mokoginta (Wencelclaus), muallaf mantan Katolik. Semoga tulisan ini bisa meredam hujatan Pendeta Nurdin.
MANA dalilnya dalam Alkitab yang menyatakan Yesus lahir pada tanggal 25 Desember dan perintah untuk merayakan Natal? Jika ada umat Kristiani atau siapapun yang bisa menunjukkan dalilnya dalam Alkitab (Bibel) bahwa Yesus lahir pada tanggal 25 Desember, kami sediakan hadiah sebuah mobil BMW baru untuk satu pertanyaan ini.
Menyambut Natal, Pendeta Muhammad Nurdin menulis buku"Selamat Natal Menurut Al Qur’an." Pada halaman 11-12, Gembala Gereja Kristen Maranatha ini menuduh Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam pernah beragama Kristen dan merayakan Natal bersama dan mengucapkan Selamat Natal Qurani. Untuk menanggapi hujatan pendeta ini, kami tampilkan artikel Natal tulisan H Insan LS Mokoginta (Wencelclaus), muallaf mantan Katolik. Semoga tulisan ini bisa meredam hujatan Pendeta Nurdin.
MANA dalilnya dalam Alkitab yang menyatakan Yesus lahir pada tanggal 25 Desember dan perintah untuk merayakan Natal? Jika ada umat Kristiani atau siapapun yang bisa menunjukkan dalilnya dalam Alkitab (Bibel) bahwa Yesus lahir pada tanggal 25 Desember, kami sediakan hadiah sebuah mobil BMW baru untuk satu pertanyaan ini.
Natal atau Christmas diartikan sebagai hari kelahiran Yesus, yang dirayakan oleh hampir semua orang Kristen di dunia, sebenarnya berasal dari ajaran Gereja Katolik Roma. Sesungguhnya ajaran tersebut tidak terdapat dalam Alkitab dan Yesus pun tidak pernah memerintahkan kepada murid-muridnya untuk menyelenggarakan atau merayakannya.
Melalui pemujaan kepada Nimrod, akhirnya Nimrod dianggap sebagai “Anak Suci dari Surga’. Dari perjalanan sejarah dan pergantian generasi ke generasi dari masa-ke masa dan dari satu bangsa ke bangsa lainnya, akhirnya penyembahan terhadap berhala Babilonia ini, berubah menjadi Mesias Palsu, yaitu berupa Dewa Baal, anak Dewa Matahari. Kepercayaan orang-orang Babilonia yang menyembah kepada “Ibu dan anak” (Semiramis dan Nimrod yang lahir kembali), menyebar luas dari Babilonia ke berbagai bangsa di dunia dengan cara dan bentuk berbeda-beda, sesuai dengan bahasa di negara-negara tsb Di Mesir dewa-dewi tersebut bernama Isis dan Osiris. Di Asia bernama Cybele & Deoius. Di Roma bernama Fortuna & Yupiter, juga di negara-negara lain seperti di China, Jepang, Tibet bisa ditemukan adat pemujaan terhadap dewi Madona, jauh sebelum Yesus lahir
Pada abad ke 4 dan ke 5 Masehi, ketika dunia pagan Romawi menerima agama baru yang disebut “Kristen”, mereka telah mempunyai kepercayaan dan kebiasaan pemujaan terhadap dewi Madonna jauh sebelum Kristen lahir.
Natal adalah acara ritual yang berasal dari Babilonia kuno yang saat itu puluhan abad yang lalu, belum mengenal agama yang benar, dan akhirnya terwariskan sampai sekarang ini. Di Mesir, jauh sebelum Yesus dilahirkan, setiap tahun mereka merayakan hari kelahiran anak Dewi Isis (Dewi langit) yang mereka percaya lahir pada tanggal 25 Desember.
Para murid Yesus dan orang-orang Kristen yang hidup pada abad pertama, tidak pernah sekalipun mereka merayakan Natal sebagai hari kelahiran Yesus pada tanggal 25 Desember.
Upacara Natal adalah berasal dari ajaran Semiramis istri Nimrod, yang kemudian dilestarikan oleh para penyembah berhala secara turun temurun hingga sekarang ini dengan wajah baru yang disebut Kristen.
Berdasarkan penjelasan sejarah Natal tersebut, maka jelaslah bahwa Natal sama sekali bukan ajaran Yesus. Seumur hidupnya Yesus tidak pernah sekalipun menyuruh merayakan Natal bagi dirinya. Merayakan dirinya sebagai seorang Nabi atau Rasul saja beliau tidak pernah ajarkan, apalagi menyuruh merayakan kelahirannya sebagai Tuhan!!
Tidak ada satu dalil pun dalam Alkitab menyatakan Yesus lahir tanggal 25 Desember. Pendeta, Pastur bahkan Paus di Roma-pun mengakui bahwa Natal bukan ajaran gereja.
“Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia”(Markus 7:7-8).
Merayakan Natal berarti melestarikan kebohongan dan pemborosan
Menjelang Natal akan bermunculan berbagai iklan di mall-mall, toko-toko, koran, majalah dan lain sebagainya. Jutaan dollar dan miliaran rupiah dihamburkan untuk promosi berbagai barang dagangan demi keperluan Natalan. Semuanya dikemas sedemikian rupa sehingga tampak seperti “Malaikat Pembawa Terang”, padahal tanpa mereka sadari ajaran Yesus mereka telantarkan, karena yang mereka rayakan adalah tradisi ajaran agama kafir kuno, bukan perintah Tuhan ataupun Yesus.
“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mukjizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”
“Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia”(Markus 7:7-8).
“Melihat itu murid-murid gusar dan berkata: “Untuk apa pemborosan ini? Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin”(Matius 26:8-9).
Perayaan yang masuk ke dalam ajaran Gereja Katolik Roma pada abad keempat ini, berasal dari upacara adat masyarakat penyembah berhala. Perayaan Natal yang diselenggarakan di seluruh dunia ini samasekali tidak mempunyai dasar atau dalil yang tertulis di dalam Alkitab (Bibel).
Natal berasal dari kepercayaan penyembah berhala yang dianut oleh masyarakat Babilonia kuno di bawah raja Nimrod (cucunya Ham, anak nabi Nuh). Nimrod inilah orang pertama yang mendirikan menara Babel, membangun kota Babilonia, Niniweah dll, serta kerajaan di dunia dengan sistem kehidupan, ekonomi dan dasar-dasar pemerintahan. Nimrod ini adalah seorang pembangkang Tuhan. Jumlah kejahatannya amat banyak, di antaranya dia mengawini ibu kandung-nya sendiri Semiramis.
Natal berasal dari kepercayaan penyembah berhala yang dianut oleh masyarakat Babilonia kuno di bawah raja Nimrod (cucunya Ham, anak nabi Nuh). Nimrod inilah orang pertama yang mendirikan menara Babel, membangun kota Babilonia, Niniweah dll, serta kerajaan di dunia dengan sistem kehidupan, ekonomi dan dasar-dasar pemerintahan. Nimrod ini adalah seorang pembangkang Tuhan. Jumlah kejahatannya amat banyak, di antaranya dia mengawini ibu kandung-nya sendiri Semiramis.
Setelah Nimrod mati, ibunya yang merangkap istrinya menyebarkan ajaran Nimrod bahwa roh Nimrod tetap hidup selamanya walaupun jasadnya telah mati. Adanya pohon Evergreen yang tumbuh di atas sebatang pohon kayu yang telah mati, ditafsirkan oleh Semiramis sebagai bukti kehidupan baru bagi Nimrod. Untuk mengenang hari kelahiran Nimrod setiap tanggal 25 Desember, Semiramis menggantungkan bingkisan pada ranting-ranting pohon itu sebagai peringatan hari kelahiran Nimrod. Inilah asal usul Pohon Natal.
Melalui pemujaan kepada Nimrod, akhirnya Nimrod dianggap sebagai “Anak Suci dari Surga’. Dari perjalanan sejarah dan pergantian generasi ke generasi dari masa-ke masa dan dari satu bangsa ke bangsa lainnya, akhirnya penyembahan terhadap berhala Babilonia ini, berubah menjadi Mesias Palsu, yaitu berupa Dewa Baal, anak Dewa Matahari. Kepercayaan orang-orang Babilonia yang menyembah kepada “Ibu dan anak” (Semiramis dan Nimrod yang lahir kembali), menyebar luas dari Babilonia ke berbagai bangsa di dunia dengan cara dan bentuk berbeda-beda, sesuai dengan bahasa di negara-negara tsb Di Mesir dewa-dewi tersebut bernama Isis dan Osiris. Di Asia bernama Cybele & Deoius. Di Roma bernama Fortuna & Yupiter, juga di negara-negara lain seperti di China, Jepang, Tibet bisa ditemukan adat pemujaan terhadap dewi Madona, jauh sebelum Yesus lahir
Pada abad ke 4 dan ke 5 Masehi, ketika dunia pagan Romawi menerima agama baru yang disebut “Kristen”, mereka telah mempunyai kepercayaan dan kebiasaan pemujaan terhadap dewi Madonna jauh sebelum Kristen lahir.
Natal adalah acara ritual yang berasal dari Babilonia kuno yang saat itu puluhan abad yang lalu, belum mengenal agama yang benar, dan akhirnya terwariskan sampai sekarang ini. Di Mesir, jauh sebelum Yesus dilahirkan, setiap tahun mereka merayakan hari kelahiran anak Dewi Isis (Dewi langit) yang mereka percaya lahir pada tanggal 25 Desember.
Para murid Yesus dan orang-orang Kristen yang hidup pada abad pertama, tidak pernah sekalipun mereka merayakan Natal sebagai hari kelahiran Yesus pada tanggal 25 Desember.
Dalam Alkitab (Bible), tidak ditemukan satu ayat pun yang memuat perintah Tuhan, Allah maupun Yesus yang memerintahkan untuk merayakan Natal. Sebab perayaan setiap tanggal 25 Desember,adalah perayaan agama Pagan (penyembah berhala) yang dilestarikan oleh umat Kristiani.
Upacara Natal adalah berasal dari ajaran Semiramis istri Nimrod, yang kemudian dilestarikan oleh para penyembah berhala secara turun temurun hingga sekarang ini dengan wajah baru yang disebut Kristen.
Berdasarkan penjelasan sejarah Natal tersebut, maka jelaslah bahwa Natal sama sekali bukan ajaran Yesus. Seumur hidupnya Yesus tidak pernah sekalipun menyuruh merayakan Natal bagi dirinya. Merayakan dirinya sebagai seorang Nabi atau Rasul saja beliau tidak pernah ajarkan, apalagi menyuruh merayakan kelahirannya sebagai Tuhan!!
Tidak ada satu dalil pun dalam Alkitab menyatakan Yesus lahir tanggal 25 Desember. Pendeta, Pastur bahkan Paus di Roma-pun mengakui bahwa Natal bukan ajaran gereja.
Oleh sebab itu jika ada umat Kristiani atau siapapun yang bisa menunjukkan dalilnya dalam Alkitab Yesus lahir pada tanggal 25 Desember, kami sediakan hadiah sebuah mobil BMW baru untuk satu pertanyaan ini.
Apakah Natal memuliakan Yesus
Apakah Natal yang dirayakan orang itu memuliakan Yesus? Biarlah Alkitab sendiri yang menjawabnya. Inilah jawaban Alkitab:
“Maka hati-hatilah, supaya jangan engkau kena jerat dan mengikuti mereka, setelah mereka dipunahkan dari hadapanmu, dan supaya jangan engkau menanya-nanya tentang allah mereka dengan berkata: Bagaimana bangsa-bangsa ini beribadah kepada allah mereka? Aku pun mau berlaku begitu. Jangan engkau berbuat seperti itu terhadap Tuhan, Allahmu; sebab segala yang menjadi kekejian bagi Tuhan, apa yang dibenci-Nya, itulah yang dilakukan mereka bagi allah mereka; bahkan anak-anaknya lelaki dan anak-anaknya perempuan dibakar mereka dengan api bagi allah mereka. Segala yang kuperintahkan kepadamu haruslah kamu lakukan dengan setia, janganlah engkau menambahinya ataupun menguranginya” (Ulangan 12 : 30-32).
Apakah Natal memuliakan Yesus
Apakah Natal yang dirayakan orang itu memuliakan Yesus? Biarlah Alkitab sendiri yang menjawabnya. Inilah jawaban Alkitab:
“Maka hati-hatilah, supaya jangan engkau kena jerat dan mengikuti mereka, setelah mereka dipunahkan dari hadapanmu, dan supaya jangan engkau menanya-nanya tentang allah mereka dengan berkata: Bagaimana bangsa-bangsa ini beribadah kepada allah mereka? Aku pun mau berlaku begitu. Jangan engkau berbuat seperti itu terhadap Tuhan, Allahmu; sebab segala yang menjadi kekejian bagi Tuhan, apa yang dibenci-Nya, itulah yang dilakukan mereka bagi allah mereka; bahkan anak-anaknya lelaki dan anak-anaknya perempuan dibakar mereka dengan api bagi allah mereka. Segala yang kuperintahkan kepadamu haruslah kamu lakukan dengan setia, janganlah engkau menambahinya ataupun menguranginya” (Ulangan 12 : 30-32).
“Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia” (Matius 19 : 8-9).
“Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia”(Markus 7:7-8).
Merayakan Natal berarti melestarikan kebohongan dan pemborosan
Menjelang Natal akan bermunculan berbagai iklan di mall-mall, toko-toko, koran, majalah dan lain sebagainya. Jutaan dollar dan miliaran rupiah dihamburkan untuk promosi berbagai barang dagangan demi keperluan Natalan. Semuanya dikemas sedemikian rupa sehingga tampak seperti “Malaikat Pembawa Terang”, padahal tanpa mereka sadari ajaran Yesus mereka telantarkan, karena yang mereka rayakan adalah tradisi ajaran agama kafir kuno, bukan perintah Tuhan ataupun Yesus.
“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mukjizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”
“Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia”(Markus 7:7-8).
“Melihat itu murid-murid gusar dan berkata: “Untuk apa pemborosan ini? Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin”(Matius 26:8-9).
By: Wencelclaus Insan LS Mokoginta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar